Foto Kediri - Perkebunan mengkudu jarang ditemukan Kediri. Padahal buah ini memiliki potensi yang dahsyat untuk dikembangkan. Apalagi b...
Foto Kediri - Perkebunan mengkudu jarang ditemukan Kediri. Padahal buah ini memiliki potensi yang dahsyat untuk dikembangkan. Apalagi buah yang biasa dijadikan untuk obat ini memiliki peluang untuk diekspor ke Korea Selatan.
Sayangnya tingginya permintaan tak diimbangi suplai buahnya. Kosel membutuhkan 150 ton buah mengkudu per bulannya. Kondisi demikian inilah yang dibdidik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri. Pemkab mengimbau warga menanam buah mengkudu di lahan-lahan yang tidak produktif.
“Tanaman ini mudah tumbuh di lahan manapun,” Jadi lahan-lahan kritis bisa ditanami agar lebih produktif,” teran Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno, Sabtu, 17 Februari 2018.
Terkait pengembangan mengkudu Bupati langsung memimpin rapat. Salah satu lokasi yang dipilih yaitu Dusun Simbar, Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Di tempat ini ada lahan yang dikelola oleh PDP Margomulyo.
“Dusun ini masih termasuk dusun miskin, jadi pengembangan ini diharapkan bisa memberikan pendapatan tambahan bagi warga,” terangnya.
Hariyanti menerangkan, kalau tanaman mengkudu yang dikerjakan secara organic ini ternyata memiliki potensi besar karena kebutuhan ekspor ke Korea Selatan ternyata sangat besar. Sebut saja, kebutuhan negara itu minimal 100 ton perbulan dalam bentuk fresh, serta 50 ton dalam bentuk chip.
Rencananya, di Dusun Simbar tanaman mengkudu akan digarap sebagai tanaman pagar. Ada sekitar 12 ribu bibit yang akan mengisi lahan tidak produktif atau berada di lahan pembatas. Haryanti juga meminta pengembangan mengkudu dilakukan di lahan tidak produktif lainnya. Seperti di area barat sungai hingga kawasan lereng Gunung Kelud.
“Apalagi saat ini pemasarannya tidak perlu dipikirkan lagi. Sudah ada yang menampung,” jelasnya.
Rencananya pengembangan buah mengkudu ini akan menyesuaikan kebutuhan dari pasar. Untuk mensuplai 100 ton mengkudu fresh dan 50 ton dalam bentuk chip, setidaknya dibutuhkan lahan seluas 57 hektare.
“Kebutuhan luasan lahan inilah yang harus dikonsep matang,” terangnya.
Karena itu, Sabtu 17 Februari 2018 di kantor Kebun Simbar milik PDP MargomulyoHaryanti meminta perwakilan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dan pihak-pihak yang terkait untuk segera membentuk tim khusus.
Sementara Hadi Prayitno, distributor produk mengkudu membenarkan tingginya peluang pasar buah mengkudu. Diungkapkan oleh Hadi, sebenarnya Kediri peluangnya besar sejak lama. Tapi dulu tahun 2004 sempat hancur karena karena ada petani yang nakal.
Karena itulah setelah mendapatkan kembali kepercayaan dalam pemasaran, pria asal Kediri ini ingin memprioritaskan Kediri menjadi penyuplai terbesar. Hadi berharap ada dukungan dari pemerintah supaya nama Kediri kembali terangkat sebagai pusat mengkudu.
“Selama ini kami mencari sendiridi titik-titik wilayah Kediri. Selain itu di Jember. Tapi masih kurang,” terangnya.