[caption id="attachment_647" align="aligncenter" width="640"] Foto: imgrum.org[/caption] Foto Kediri - Para ...
[caption id="attachment_647" align="aligncenter" width="640"]
Foto: imgrum.org[/caption]
Foto Kediri - Para peserta Kelud Wilid Tourism Adventuride tak hanya antusias bersepeda dari Gunung Kelud menuju Gunung Wilis. Pagi kemaren, mereka juga senang menikmati keindahan alam yang terhampar dalam jaungkauan mata. (Baca: Uniknya Kampung Indian di Lereng Kelud Kediri)
Meski menempuh jarak sepanjang 65 kilometer (km) dengan medan turun dan menanjak, rasa capek seolah sirna lantaran terobati suasana sejuk hawa pegunungan dan asrinya alam pedesaan. Apalagi hawa segar dari air hujan yang sebelumnya mengguyur Kediri masih terasa. Tanah pun tampak masih belum kering benar.
Start yang dumulai pukul 06.00 WIB dari kawasan Teater Gunung Kelud puluhan peserta langsung memancal pedal sepeda mereka begitu bendera start di tarik ke atas, tanda dimulainya tour. Selama perjalanan di belakang peserta, petugas dari Polres Kediri mengawal mereka.
“Ingin menjajal sensasi baru dengan menaklukkan dua jalur gunung Kelud dan Wilis,” kata Saeroji (43) pesepeda asal Desa Tawang Kecamatan Wates. (Baca: Yuk Sarapan Pagi di Jalan Dhoho)
[ads1]
Awalnyatrack mudah dilalui karena dari Kelud jalan menurun dan mendatar ketika menuju Ngadiluwih. Ketika memasuki Kecamatan Semen jalur dirasa mulai menaik. Pancalan sepeda kian terasa berat menuju ke arah barat dan track itu semakin menanjak saat menuju arah Besuki yang berada di Gunung Wilis.
Tidak semua peserta sanggup meneruskan tantangan itu. Ada peserta yang memutuskan menghentikan perjalanan lantaran sudah tidak kuat lagi. Mereka berhenti dari rute yang finishnya di tepi Prongos sekitar air terjun Dolo, Mojo. Rute dari Mojo menuju Dolo semakin menanjak dan tajam.
“Yang penting tubh fit dan juga minum yang cukup dalam mengatur ritme bersepeda,” kata Saeroji.
[ads1]
Peserta yang kuat hingga Irenggolo melanjutkan track yang lebih berat lagi. Mereka mengikuti race dengan start lagi di gerbang Irenggolo menuju tebing Prongos. Kali ini peserta tidak hanya bersepeda bersamaan, akan tetapi harus mengandalkan kecepatan agar mampu menjadi juara dan merah hadiah. Saat itulah kompetisi antar-pesepeda benar-benar sedang dilakukan.
“Dari track yang full menanjak ini rata-rata pesepda mengeluarkan tenaga ekstra tetap di tanjakan gigi satu,” Terang Antuji H. Masaroh, panitia pelaksana Kelud Wilis Tourism Adventuride. (Baca: Pita Sutra Kuning Sungai Brantas dengan Tumpukan Sampah yang Tersangkut)
Hingga akhirnya race dengan track berat itupun membawa Deni Lesmana menjadi juara pertama. Catatan waktu yang ditempuh pesepeda asal Desa Blimbing Kecamatan Gurah ini 18 menit 21 detik. Ia pun berhak mendapatkan Rp 5 juta.
Sedangkan untuk juara dua dan tiga diraih Sandy Nur Hasan dengan waktu yang ditempuh 18 menit 25 detik. Disusul Ahmad Yoga Ilham Firdaus dengan 18 menit 26 detik. Masing-masing mendapat hadiah sebesar Rp 3 juta dan Rp 2 juta.
“Sedangkan peserta putri yang mampu finish di tebing Prongos hanya satu orang,” ungkap Antuji.
Perempuan satu-satunya yang sampai finish ini adalah Celline Cecillia asal Kelurahan Baluwerti, Kecamatan Kota Kediri. Dia menempuh race dengan waktu 33 menit lebih 37 detik. Dia berhak mendapatkan hadiah Rp 5 juta. Sedangkan peserta perempuan lain yang gagal finish dinyatakan DNF atau Did Not Finish.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubpar) Kabupaten Kediri Adi Suwignyo berharap event kali pertama di Kabupaten Kediri ini lebih dikenal luas oleh masyarakat. Bersepeda dengan rute jalur wisata dua gunung ini mampu mengangkat wisata Kabupaten Kediri melalui Sport Tourism.
Sehingga seperti rute yang dilewati Gunung Kelud, Sumber Sugihwaras, Ngadiluwih, hutan pinus Gunung Wilis hingga air terjun Dolo bisa lebih popular dengan olahraga bersepeda ini. Diharapkan ke depan wisata di Kabupaten Kediri semakin berkembang dan mendatangkan devisa.
“Dengan event ini otomatis mampu menambah daya tarik wisata-wisata di Kediri,” tegas Adi

Foto Kediri - Para peserta Kelud Wilid Tourism Adventuride tak hanya antusias bersepeda dari Gunung Kelud menuju Gunung Wilis. Pagi kemaren, mereka juga senang menikmati keindahan alam yang terhampar dalam jaungkauan mata. (Baca: Uniknya Kampung Indian di Lereng Kelud Kediri)
Meski menempuh jarak sepanjang 65 kilometer (km) dengan medan turun dan menanjak, rasa capek seolah sirna lantaran terobati suasana sejuk hawa pegunungan dan asrinya alam pedesaan. Apalagi hawa segar dari air hujan yang sebelumnya mengguyur Kediri masih terasa. Tanah pun tampak masih belum kering benar.
Start yang dumulai pukul 06.00 WIB dari kawasan Teater Gunung Kelud puluhan peserta langsung memancal pedal sepeda mereka begitu bendera start di tarik ke atas, tanda dimulainya tour. Selama perjalanan di belakang peserta, petugas dari Polres Kediri mengawal mereka.
“Ingin menjajal sensasi baru dengan menaklukkan dua jalur gunung Kelud dan Wilis,” kata Saeroji (43) pesepeda asal Desa Tawang Kecamatan Wates. (Baca: Yuk Sarapan Pagi di Jalan Dhoho)
[ads1]
Awalnyatrack mudah dilalui karena dari Kelud jalan menurun dan mendatar ketika menuju Ngadiluwih. Ketika memasuki Kecamatan Semen jalur dirasa mulai menaik. Pancalan sepeda kian terasa berat menuju ke arah barat dan track itu semakin menanjak saat menuju arah Besuki yang berada di Gunung Wilis.
Tidak semua peserta sanggup meneruskan tantangan itu. Ada peserta yang memutuskan menghentikan perjalanan lantaran sudah tidak kuat lagi. Mereka berhenti dari rute yang finishnya di tepi Prongos sekitar air terjun Dolo, Mojo. Rute dari Mojo menuju Dolo semakin menanjak dan tajam.
“Yang penting tubh fit dan juga minum yang cukup dalam mengatur ritme bersepeda,” kata Saeroji.
[ads1]
Peserta yang kuat hingga Irenggolo melanjutkan track yang lebih berat lagi. Mereka mengikuti race dengan start lagi di gerbang Irenggolo menuju tebing Prongos. Kali ini peserta tidak hanya bersepeda bersamaan, akan tetapi harus mengandalkan kecepatan agar mampu menjadi juara dan merah hadiah. Saat itulah kompetisi antar-pesepeda benar-benar sedang dilakukan.
“Dari track yang full menanjak ini rata-rata pesepda mengeluarkan tenaga ekstra tetap di tanjakan gigi satu,” Terang Antuji H. Masaroh, panitia pelaksana Kelud Wilis Tourism Adventuride. (Baca: Pita Sutra Kuning Sungai Brantas dengan Tumpukan Sampah yang Tersangkut)
Hingga akhirnya race dengan track berat itupun membawa Deni Lesmana menjadi juara pertama. Catatan waktu yang ditempuh pesepeda asal Desa Blimbing Kecamatan Gurah ini 18 menit 21 detik. Ia pun berhak mendapatkan Rp 5 juta.
Sedangkan untuk juara dua dan tiga diraih Sandy Nur Hasan dengan waktu yang ditempuh 18 menit 25 detik. Disusul Ahmad Yoga Ilham Firdaus dengan 18 menit 26 detik. Masing-masing mendapat hadiah sebesar Rp 3 juta dan Rp 2 juta.
“Sedangkan peserta putri yang mampu finish di tebing Prongos hanya satu orang,” ungkap Antuji.
Perempuan satu-satunya yang sampai finish ini adalah Celline Cecillia asal Kelurahan Baluwerti, Kecamatan Kota Kediri. Dia menempuh race dengan waktu 33 menit lebih 37 detik. Dia berhak mendapatkan hadiah Rp 5 juta. Sedangkan peserta perempuan lain yang gagal finish dinyatakan DNF atau Did Not Finish.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubpar) Kabupaten Kediri Adi Suwignyo berharap event kali pertama di Kabupaten Kediri ini lebih dikenal luas oleh masyarakat. Bersepeda dengan rute jalur wisata dua gunung ini mampu mengangkat wisata Kabupaten Kediri melalui Sport Tourism.
Sehingga seperti rute yang dilewati Gunung Kelud, Sumber Sugihwaras, Ngadiluwih, hutan pinus Gunung Wilis hingga air terjun Dolo bisa lebih popular dengan olahraga bersepeda ini. Diharapkan ke depan wisata di Kabupaten Kediri semakin berkembang dan mendatangkan devisa.
“Dengan event ini otomatis mampu menambah daya tarik wisata-wisata di Kediri,” tegas Adi