Foto Kediri - Para pengembang perumahan kelas menengah atas di Kota Kediri sepanjang tahun 2017 mengeluhkan alotnya penjualan. Banyak kenda...

Foto Kediri - Para pengembang perumahan kelas menengah atas di Kota Kediri sepanjang tahun 2017 mengeluhkan alotnya penjualan. Banyak kendala yang dinilai menjadi penyebab bisnis ini berjalan lambat.
Salah satunya penjualan unit perumahan kelas menengah atas, Kediri Family Residence, hanya tercapai 50 persen dari target selama tahun 2017. Sales Manager Kediri Family Residences, Sony Pinarya menyebut kendala penjualan lantaran kurangnya animo konsumen menengah ke atas di Kediri dalam hal membeli produknya.
“Pada tahun 2017, manajemen memiliki target penjualan sebanyak 50 unit. Namun hingga akhir tahun lalu, penjualan kami hanya tercapai 50 persen dari target atau sebanyak 25 unit rumah,” kata Sony Selasa 2 Januari 2018. (Baca: Jelang Akhir Tahun Pemesanan Hotel Berbintang di Kediri Meningkat)
[ads1]
Penyebab lain, ungkap Sony, sampai akhir tahun 2017 beragam infrastruktur yang dibangun belum bisa terwujud secara lengkap. Secara otomatis faktor inilah menjadi pertimbangan tersendiri bagi setiap calon pembeli.
Untuk mensiasatinya, perusahaan membuat terobosan dalam hal inovasi untuk membidik segmentasi kalangan menengah atas. Salah satunya menerapkan konsep perumahan dengan atap rumah memakai Solar Cell System.
“Umumnya, konsumen kami ini berasal dari kalangan profesional di dalam Kota Kediri. Seperti dokter, manajemen PT Gudang Garam Tbk, serta pengusaha,” katanya. (Baca: Libur Panjang, Kenaikan Penumpang Kereta Api dan Bus Meningkat)
Selain menggunakan Solar Cell System sebagai sumber listrik ramah lingkungan, pihknya juga telah menerapkan pemasangan kabel telepon dan internet di bawah tanah. Dengan begitu, tidak ada pemandangan kabel semrawut yang akan dikeluhkan warga ke depan.
[ads1]
Dipilihnya lokasi di Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri lantaran di kawasan ini lingkungannya alami, asri dan strategis. Kawasan ini tidak jauh dari Kota Kediri dan pusat pemerintahan Kabupaten Kediri.
Untuk diketahui, lanjut dia, harga jual rumah di kawasan ini dipatok antara Rp600 jutaan per unit hingga Rp1,2 miliar per unitnya. Sementara itu, guna menarik perhatian pasar properti di kawasan ini, pihaknya terus mengedukasi masyarakat tentang keunggulan perumahan yang dibangun di atas lahan seluas sekitar 4 hektare pada tahap pertama.
Kendala terbesar penjualan properti menengah atas adalah kondisi perekonomian global yang tumbuh hanya 3.7 persen akibat berbagai gejolak, baik dibidang ekonomi maupun non-ekonomi. Kondisi perekonomian global memang mempengaruhi penjualan properti, khususnya untuk kelas menengah atas.
Sony optimistis, pada tahun 2018 pihaknya dapat memenuhi target penjualan secara maksimal. Sebab, diprediksikan kondisi ekonomi dunia dan Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Indikator pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat saat ini.
“Apalagi, kami terus menjalin kerja sama dengan rekan media, baik media cetak, radio, hingga media online sebagai sarana pemasaran terbaik,” katanya. (Baca: Harga Cabe di Pasar Induk Pare Melonjak)
Keyakinan itu sebagaimana diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Ia memprediksikan pertumbuhan ekonomi global akan meningkat di atas 3 persen, lebih tinggi dari 2017. Meski, tidak setinggi sebelum krisis global 2007-2008, yaitu di atas 5 persen.
Menurut Sri Mulyani, peningkatan pertumbuhan ekonomi akan mendorong perdagangan global. Prediksinya, volume perdagangan global meningkat dari 2,2 menjadi 4 persen. Kondisi ini berdampak positif bagi Indonesia sebagai negara yang mengandalkan ekspor.
"Ini menggambarkan bahwa kita sebagai negara ekonomi yang cukup mengandalkan mesin pertumbuhan ekonomi ekspor akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pertumbuhan didorong dari mesin pertumbuhan ekspor ini, pertama terlihat pada 2017," Ungkap Sri Mulyani.