Foto Kediri - Bosan menyantap sajian makanan di restoran dan rumah makan, sepertinya perlu menjajal kuliner dengan suasana yang berbe...
Foto Kediri - Bosan menyantap sajian makanan di restoran dan rumah makan, sepertinya perlu menjajal kuliner dengan suasana yang berbeda. Sejuknya udara pegunungan, panorama alam pedesaan dan desain gubuk bambu memanjang merupakan sensasi tersendiri bagi pemburu wisataliner (wisata dan kuliner).
Berada di kaki Gunung wilis, penikmat makanan disuguhkan panorama alam yang masih segar. Sembari menyantap makanan atau sekedar minum anda bisa menikmati hamparan sawah dengan latar belakang Gunung Klotok di sisi utaranya.
Aneka menu ditawarkan di warung yang dikelola oleh Karang Taruna Desa Puhsarang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri ini. Lodho ayam dan ayam bakar andalan ibu-ibu yang berjualan di warung gubuk yang mereka menyebutnya sebagai rest area ini.
[ads1]
Selain itu terdapat pula menu tradisional seperti garang asem, sayur lodeh, gado-gado,dan rujak yang pedas. Tak ketinggalan pula pecel yang merupakan ciri khas kuliner Kediri. Untuk minumannya tersaji dawet dan bubur sumsum yang ditempatkan dalam kwali kecil.
“Ayam bakarnya enak,” kata Aya (8) pengunjung asal Jalan Kawi Kota Kediri yang datang bersama kedua orang tuanya, Minggu, 7 januari 2017. (Baca: Pecel Punten dengan Yel-Yel Khas ‘Mbenjing Mriki Malih Nggih’)
Sajian ayam bakar dan ayam lodho di warung-warung yang berderat dalam rest area ini memakai ayam kampung. Rasa ayamnya yang empuk dan gurih dengan sambal tomatnya membuat hawa sejuk pegunungan terasa sedikit menghangat. Pengunjung bisa menambahkan ikan wader goreng dalam varian makanannya.
Di Pegunungan Wilis memang merupakan kawasan wisata alam. Di Desa Puhsarang sendiri terdapat pusat wisata religi yang sudah terkenal, yakni Gereja Puhsarang. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan punya tradisi khas setiap perayaan Natal dengan berziarah di gereja ini.
Dari Desa Puhsarang, naik ke atas arah selatan terdapat kawasan wisata Besuki dengan dua air terjunnya, yakni air terjun Irenggolo dan air terjun Dolo. Sebelum kawasan wisata Besuki tepatnya di Desa Selopanggung terdapat pula makam Pahlawan Nasional Tan Malaka .
Lantaran lokasinya yang berada di kawasan pariwisata, rest area ini menjadi jujugan para wisatawan. Selain itu bikers yang sedang menantang gunung kerap mampir ke rest area ini. Ada pula yang memang sengaja datang makan di tempat ini.
“Saya baru sekali makan di sini,” kata Fitri (25) warga Desa Pagung, Kecamatan Semen. (Baca: Warung Kopi di Desa dengan Fasilitas Wifi Gratis)
[ads1]
Sebenarnya Fitri sudah lama mengetahui warung yang bila hari Minggu dan hari-hari libur ini ramai dikunjungi orang. Sebab, bos tempat dia bekerja merupakan langganan di warung yang berderet itu.
“Bos saya kan suka menginap di Resort Selopanggung namun untuk makannya di warung-warung sini,” jelasnya.
Partilah, salah satu penjual ayam bakar di warung bambu rest area ini mengatakan, sejak di buka delapan tahun silam, pengunjungnya selalu padat, terutama di hari Minggu dan hari-hari libur. Meski lesehan dengan meja ala kadarnya, pelanggannya seringkali kembali mengunjunginya.
“Panorama alam di sini memang mendukung pelanggan saya kembali datang,” kata Partilah. (Baca: Yuk Sarapan Pagi di Jalan Dhoho)
Untuk urusan harga tak perlu takut. Harga yang dipatok di warung-warung ini tidak akan menguras isi dompet. Rata-rata penjualnya memasang harga murah dan tidak ngemplang kepada pembeli dari luar kota. Contohnya, ayam lodho dan dan ayam bakar hanya dijual seharga Rp 18 ribu.
Tidak mahal bukan? Ayo segera kunjungi rest area ini dan manjakan lidah serta mata anda. Nikmati aneka menunya sembari memandangi panorama indah dan sejuknya hawa pegunungan.