[caption id="attachment_86" align="aligncenter" width="640"] Dua siswa SD Plus Rahmat tampak sedang memilih b...
[caption id="attachment_86" align="aligncenter" width="640"]
Dua siswa SD Plus Rahmat tampak sedang memilih barang yang akan dibeli[/caption]
Foto Kediri - Pagi ini, Jum’at 24 November 2017, suasana Findamart, minimarket yang ada di Desa Kolak Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri terlihat ramai. Banyak kendaraan parkir di depannya dan tampak anak-anak SD bergerombol di depannya. Hari ini, sebanyak lima kelas siswa-siswi kelas 2 SD Plus Rahmat Kediri mempraktekkan materi tematik “bagaimana mengenal dan mempergunakan uang” di Findamart.
Lima kelas dari 2A hingga 2E ini dikenalkan cara menggunakan uang secara efektif. Setiap siswa diberi uang sebesar Rp 5000 oleh pihak sekolah sebagai modal belanja di minimarket tersebut. Belanjanya pun bebas, syaratnya uang sebanyak itu harus cukup.
Sebelumnya para siswa-siswi itu dibriefing bahwa syarat barang yang dibeli harus memenuhi tiga hal. Pertama, barang yang dibeli haruslah barang yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kedua, barang yang dibeli jika itu makanan atau minuman harus ada label halal. Ketiga, barang yang dibeli belum kadaluwarsa.
“Setelah itu kalian harus mencatat dalam lembaran yang telah disediakan barang apa yang dibeli dan mencatat harganya. Jika ada uang sisa belanja kalian catat berapa sisanya,” kata Ustadz Zainal Mustofa
Sebelum memulai kegiatan belanja, siswa-siswi itu dibagi menjadi kelompok-kelompok yang berisi 2 – 3 anak. Kemudian mereka dipersilahkan masuk ke minimarket . Tiap kelas diberi waktu selama 15 menit untuk belanja.
Masing-masing anak tampak memilih barang-barang yang hendak dibeli. Kebanyakan mereka memilih makanan kecil dan minuman. Mereka tampak melihat harga barang yang tertera di rak menyesuaikan jumlah uang yang diberikan. Ketika harga barang melebihi dari jumlah uangnya, mereka berpindah memilih barang yang lebih murah harganya.
“Ini kemahalan,” kata Kevin siswa kelas 2C.
Kevin pun kemudian memilih es krim dengan rasa strawberry yang berharga Rp 3000. Teman satu kelompoknya, Ega juga mengikuti langkah Kevin. Dua siswa ini kemudian menuliskan jenis barang yang dibeli dan jumlah harga barangnya di lembar yang telah diberikan sebagai laporan.
Usai mencatat, mereka menyerahkan barang yang dibeli ke kasir untuk dihitung dan dibayar. Sisa uang belanja dua siswa ini masing-masing Rp 2000. Usai membayar ke kasir, Kevin dan Ega kembali berusaha memilih barang-barang yang berharga Rp 2000.
Ustad Zainal yang mengawasi anak-anak yang sedang belanja itu menanyakan mengapa kembali berbelanja. Kevin menjawab masih ada sisa uangnya, sayang kalau tidak dihabiskan.
“Kan tidak harus dihabiskan uang belanjanya dan kalian bisa mencatat sisa uangnya di lembaran itu,” ucap Ustadz Zainal kepada mereka.
Sisa uang belanja memang tetap menjadi milik siswa-siswi namun Kevin dan Ega tak memedulikan saran ustadznya. Mereka tetap meneruskan memilih barang yang harganya sesuai dengan jumlah uang yang ada di tangan. Lantaran tak menemukan barang seharga Rp 2000 dua siswa itu menyudahi kegiatan pembelanjaan uang.

Ada yang unik dari tingkah polah anak-anak itu berada di minimarket. Dengan uang sebesar Rp 5000 per siswa, jika satu kelompok digabungkan maka jumlahnya hanya sebesar Rp 10.000. Namun mereka membawa keranjang belanja layaknya orang dewasa seakan barang yang dibeli berjumlah banyak.
Ada pula dari mereka ada yang memilih parfum dan sabun mandi. Salah satu anggota kelompok anak itu menolak ide temannya karena uang mereka tidak cukup jika pun dikumpulkan. Selain itu, parfum atau sabun tidak bisa dibagi dua usai dibeli.
Siswa-siswi SD Plus Rahmat itu berusaha menghabiskan uang yang diberikan sebagai modal belanja, namun tidak sedikit pula uang yang masih sisa. Mereka kemudian mencatat sisa uang itu dalam lembaran kertas laporan.
“Sisa uang belanja saya Rp 1000,” kata Adila Rahma Putri Setyaningrum, siswi kelas 2D.

Materi mengenal dan mempergunakan uang ini merupakan praktek dari kurikulum tematik teori kelas yang sebelumnya telah diajarkan di sekolah yang berada di kawasan Banjaran Kota Kediri itu. Materi tematik ini juga memperkenalkan kepada siswa-siswi tentang pasar.
“Kepada siswa-siswi kami ingin mengenalkan pasar itu ada dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern,’ kata Ustadz Rizal yang turut membimbing siswa-siswi itu.(AW)

Foto Kediri - Pagi ini, Jum’at 24 November 2017, suasana Findamart, minimarket yang ada di Desa Kolak Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri terlihat ramai. Banyak kendaraan parkir di depannya dan tampak anak-anak SD bergerombol di depannya. Hari ini, sebanyak lima kelas siswa-siswi kelas 2 SD Plus Rahmat Kediri mempraktekkan materi tematik “bagaimana mengenal dan mempergunakan uang” di Findamart.
Lima kelas dari 2A hingga 2E ini dikenalkan cara menggunakan uang secara efektif. Setiap siswa diberi uang sebesar Rp 5000 oleh pihak sekolah sebagai modal belanja di minimarket tersebut. Belanjanya pun bebas, syaratnya uang sebanyak itu harus cukup.
Sebelumnya para siswa-siswi itu dibriefing bahwa syarat barang yang dibeli harus memenuhi tiga hal. Pertama, barang yang dibeli haruslah barang yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kedua, barang yang dibeli jika itu makanan atau minuman harus ada label halal. Ketiga, barang yang dibeli belum kadaluwarsa.
“Setelah itu kalian harus mencatat dalam lembaran yang telah disediakan barang apa yang dibeli dan mencatat harganya. Jika ada uang sisa belanja kalian catat berapa sisanya,” kata Ustadz Zainal Mustofa
Sebelum memulai kegiatan belanja, siswa-siswi itu dibagi menjadi kelompok-kelompok yang berisi 2 – 3 anak. Kemudian mereka dipersilahkan masuk ke minimarket . Tiap kelas diberi waktu selama 15 menit untuk belanja.
Masing-masing anak tampak memilih barang-barang yang hendak dibeli. Kebanyakan mereka memilih makanan kecil dan minuman. Mereka tampak melihat harga barang yang tertera di rak menyesuaikan jumlah uang yang diberikan. Ketika harga barang melebihi dari jumlah uangnya, mereka berpindah memilih barang yang lebih murah harganya.
“Ini kemahalan,” kata Kevin siswa kelas 2C.
Kevin pun kemudian memilih es krim dengan rasa strawberry yang berharga Rp 3000. Teman satu kelompoknya, Ega juga mengikuti langkah Kevin. Dua siswa ini kemudian menuliskan jenis barang yang dibeli dan jumlah harga barangnya di lembar yang telah diberikan sebagai laporan.
Usai mencatat, mereka menyerahkan barang yang dibeli ke kasir untuk dihitung dan dibayar. Sisa uang belanja dua siswa ini masing-masing Rp 2000. Usai membayar ke kasir, Kevin dan Ega kembali berusaha memilih barang-barang yang berharga Rp 2000.
Ustad Zainal yang mengawasi anak-anak yang sedang belanja itu menanyakan mengapa kembali berbelanja. Kevin menjawab masih ada sisa uangnya, sayang kalau tidak dihabiskan.
“Kan tidak harus dihabiskan uang belanjanya dan kalian bisa mencatat sisa uangnya di lembaran itu,” ucap Ustadz Zainal kepada mereka.
Sisa uang belanja memang tetap menjadi milik siswa-siswi namun Kevin dan Ega tak memedulikan saran ustadznya. Mereka tetap meneruskan memilih barang yang harganya sesuai dengan jumlah uang yang ada di tangan. Lantaran tak menemukan barang seharga Rp 2000 dua siswa itu menyudahi kegiatan pembelanjaan uang.

Ada yang unik dari tingkah polah anak-anak itu berada di minimarket. Dengan uang sebesar Rp 5000 per siswa, jika satu kelompok digabungkan maka jumlahnya hanya sebesar Rp 10.000. Namun mereka membawa keranjang belanja layaknya orang dewasa seakan barang yang dibeli berjumlah banyak.
Ada pula dari mereka ada yang memilih parfum dan sabun mandi. Salah satu anggota kelompok anak itu menolak ide temannya karena uang mereka tidak cukup jika pun dikumpulkan. Selain itu, parfum atau sabun tidak bisa dibagi dua usai dibeli.
Siswa-siswi SD Plus Rahmat itu berusaha menghabiskan uang yang diberikan sebagai modal belanja, namun tidak sedikit pula uang yang masih sisa. Mereka kemudian mencatat sisa uang itu dalam lembaran kertas laporan.
“Sisa uang belanja saya Rp 1000,” kata Adila Rahma Putri Setyaningrum, siswi kelas 2D.

Materi mengenal dan mempergunakan uang ini merupakan praktek dari kurikulum tematik teori kelas yang sebelumnya telah diajarkan di sekolah yang berada di kawasan Banjaran Kota Kediri itu. Materi tematik ini juga memperkenalkan kepada siswa-siswi tentang pasar.
“Kepada siswa-siswi kami ingin mengenalkan pasar itu ada dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern,’ kata Ustadz Rizal yang turut membimbing siswa-siswi itu.(AW)