[caption id="attachment_104" align="aligncenter" width="640"] Cerita Panji di Relief-Relief Candi Hindu Masa ...
[caption id="attachment_104" align="aligncenter" width="640"]
Cerita Panji di Relief-Relief Candi Hindu Masa Kerajaan Majapahit - Foto: kediribertutur.com[/caption]
Foto Kediri - Rencana Festival Panji Internasional di Kabupaten Kediri yang tuan rumah penyelenggara disetujui Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hal itu terungkap sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Jatim Jarianto di sela acara Gelar Seni Budaya Kabupaten Kediri di Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, yang berlangsung hingga Sabtu dini hari.
Festival yang rencananya dilaksanakan tahun depan ini akan melibatkan negara-negara yang mengadopsi cerita panji. ."Di Indonesia, Festival Panji Internasional akan melewati empat provinsi, yaitu Bali, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jakarta," kata Jarianto dikutip dari kantor berita Antara.
Dikatakan oleh Jarianto saat pelaksanaanya di Jawa Timur itulah mengupayakan akan dipusatkan di Kabupaten Kediri sebagai tuan rumah penyelenggaranya. Sebab, cerita Panji telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai sebagai warisan dunia dari Indonesia dalam kategori Memory of the World (MoW).
Sejak didaftarkan sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2016, UNESCO secara resmi telah menetapkannya sebagai Memory of the World tertanggal 31 Oktober 2017.
"Cerita Panji adalah milik bangsa Indonesia. UNESCO telah mengakui asal usul cerita kebudayaan Panji dari Kediri," katanya.
Menurut Jarianto, pemerintah pusat sedang menggagas Festival Panji Internasional yang melibatkan negara-negara di Asia tersebut. Pelaksanaan kegiatan ini pada tahun depan. "Karena Cerita Panji berasal dari Kediri, saat penyelenggaraannya sampai di Jawa Timur nanti, sedang kami upayakan agar bisa berlangsung di Kediri," katanya.
Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menginginkan agar cerita Panji bisa dikemas menjadi ekstra kurikuler wajib di sekolah, sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter berbangsa.
"Saya sarankan cerita Panji menjadi ekstra kurikuler wajib untuk para siswa di sekitar Kediri, sehingga jangan sampai anak-anak didik yang dari Kediri tidak tahu di daerahnya ada kekayaan budaya yang luar biasa," katanya saat menghadiri Pekan Budaya dan Pariwisata serta Festival Panji Nasional 2017 di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Ia mengatakan, cerita Panji adalah salah satu peninggalan kekayaan budaya yang luar biasa. Cerita Panji ini merupakan karya cipta simbol pertama kebnagkitan sastra lisan di Jawa Timur, sebagai wilayah kerajaan besar yang menyatukan Nusantara.
Cerita Panji berkembang pada abad ke-13 pada masa Kerajaan Kediri. Hal ini menandai kebangkitan sastra Jawa setelah dibayangi epos besar Ramayana dan Mahabharata dari India yang telah masuk ke bumi Nusantara sejak abad ke-12.Selain populer di Pulau Jawa, cerita Panji saat itu juga menyebar hingga ke masyarakat di Pulau Bali.
Cerita Panji hingga abad ke-18 kemudian menjadi salah satu karya populer dalam literatur di negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Filipina, setelah disebarkan oleh para pedagang pada masa Kerajaan Majapahit.

Foto Kediri - Rencana Festival Panji Internasional di Kabupaten Kediri yang tuan rumah penyelenggara disetujui Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hal itu terungkap sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Jatim Jarianto di sela acara Gelar Seni Budaya Kabupaten Kediri di Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, yang berlangsung hingga Sabtu dini hari.
Festival yang rencananya dilaksanakan tahun depan ini akan melibatkan negara-negara yang mengadopsi cerita panji. ."Di Indonesia, Festival Panji Internasional akan melewati empat provinsi, yaitu Bali, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jakarta," kata Jarianto dikutip dari kantor berita Antara.
Dikatakan oleh Jarianto saat pelaksanaanya di Jawa Timur itulah mengupayakan akan dipusatkan di Kabupaten Kediri sebagai tuan rumah penyelenggaranya. Sebab, cerita Panji telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai sebagai warisan dunia dari Indonesia dalam kategori Memory of the World (MoW).
Sejak didaftarkan sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2016, UNESCO secara resmi telah menetapkannya sebagai Memory of the World tertanggal 31 Oktober 2017.
"Cerita Panji adalah milik bangsa Indonesia. UNESCO telah mengakui asal usul cerita kebudayaan Panji dari Kediri," katanya.
Menurut Jarianto, pemerintah pusat sedang menggagas Festival Panji Internasional yang melibatkan negara-negara di Asia tersebut. Pelaksanaan kegiatan ini pada tahun depan. "Karena Cerita Panji berasal dari Kediri, saat penyelenggaraannya sampai di Jawa Timur nanti, sedang kami upayakan agar bisa berlangsung di Kediri," katanya.
Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menginginkan agar cerita Panji bisa dikemas menjadi ekstra kurikuler wajib di sekolah, sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter berbangsa.
"Saya sarankan cerita Panji menjadi ekstra kurikuler wajib untuk para siswa di sekitar Kediri, sehingga jangan sampai anak-anak didik yang dari Kediri tidak tahu di daerahnya ada kekayaan budaya yang luar biasa," katanya saat menghadiri Pekan Budaya dan Pariwisata serta Festival Panji Nasional 2017 di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Ia mengatakan, cerita Panji adalah salah satu peninggalan kekayaan budaya yang luar biasa. Cerita Panji ini merupakan karya cipta simbol pertama kebnagkitan sastra lisan di Jawa Timur, sebagai wilayah kerajaan besar yang menyatukan Nusantara.
Cerita Panji berkembang pada abad ke-13 pada masa Kerajaan Kediri. Hal ini menandai kebangkitan sastra Jawa setelah dibayangi epos besar Ramayana dan Mahabharata dari India yang telah masuk ke bumi Nusantara sejak abad ke-12.Selain populer di Pulau Jawa, cerita Panji saat itu juga menyebar hingga ke masyarakat di Pulau Bali.
Cerita Panji hingga abad ke-18 kemudian menjadi salah satu karya populer dalam literatur di negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Filipina, setelah disebarkan oleh para pedagang pada masa Kerajaan Majapahit.