[caption id="attachment_317" align="aligncenter" width="640"] Desainer ternama asal Jakarta, Didit Maulana me...
[caption id="attachment_317" align="aligncenter" width="640"]
Desainer ternama asal Jakarta, Didit Maulana mengaku sangat mengagumi besarnya potensi kain tenun khas Kediri. - Foto: Bisnis Kini[/caption]
Foto Kediri - Pemerintah Kota Kediri kembali menggelar Dhoho Steet Fashion 3rd dengan tema mengikat Kediri. Acara ini berlangsung di Taman Sekartaji, Kamis 14 Desember 2017.
Kegiatan ini mengangkat kembali kain tenun ikat khas Kota Kediri menjadi bahan fashion. Enam desainer menampilkan karyanya. Diantaranya Didit Maulana, dari Ikat Indonesia, SMKN 3 Kota Kediri,Santi Studio Craft, Khosim dari AZZ Kasim Boutique, Desy Rc dari Luxe Cesar Boutiquoutique.
Ketua Dekranasda Kota Kediri, Ferry Silviana menjelaskan, dengan mendesain kain tenun ikat asal Kota Kediri untuk busana sehari-hari diharapkan semakin dkenal dan familiar di tengah masyarakat.
“Ke depan kain tenun asal Kota Kediri juga dikenal di kancah Internasioanal sehingga membuat bangga warga Kota Kediri,” ujar Ferry.
Apalagi SMKN 3 merupakan sekolah vokasi diharapkan bakal muncul desainer muda yang mamapu membuat desain-desain sendiri. Selain itu dengan mengenalkan kain tenun ikat, membuat pendapatan perajin meningkat.
Perempuan yang akrab disapa Bunda Fey ini mengaku, sangat bangga dan memberikan apresiasi besar terhadap kedatangan Didit Maulana ke SMK Negeri 3 Kota Kediri. Apalagi, lembaga pendidikan ini mempunyai potensi yang besar di bidang fashion.
“Hal tersebut dibuktikan dengan hasil karya yang bagus. Itulah yang mendasari SMKN 3 Kota Kediri dipilih menjadi tempat kedatangan Didit,” katanya.
Dia berharap, para pelajar di salah satu pendidikan vokasi itu terus mengasah kemampuannya, agar nantinya bisa memulai karir dengan langkah yang pasti. Terlebih lagi, di Kota Kediri juga memiliki kekayaan ragam kain lokal sejak zaman dahulu dan dapat dilestarikan.
“Baginya, generasi mudalah yang bisa membawa tenun khas Kota Kediri bisa dikenal masyarakat luas hingga 1000 tahun lagi,” katanya.
Untuk itu, lanjut dia, diharapkan peran serta sekolah juga harus ada. Ke depan, ada baiknya di SMK Negeri 3 Kota Kediri ini dibuka ekstrakulikuler membatik. Dengan begitu, bakat para pelajar dapat dikembangkan secara baik sehingga bisa menghasilkan karya luar biasa pada masa mendatang.
“Kalau memang biaya yang menjadi masalahnya, nanti Pemkot Kediri bisa membantu. Asalkan adik-adik bersemangat dan harus menunjukkan prestasi,” katanya kepada para siswa SMKN 3 Kediri.
Didit Maulana sendiri mengaku sangat mengagumi besarnya potensi kain tenun ikat khas Kediri. Hal ini juga diyakininya dapat dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata pada masa mendatang.
“Saya awalnya kaget, ternyata di Kota Kediri ada banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan. Produknya bagus, motif dan warnanya juga menarik, dan tidak kalah dengan daerah lainnya,” kata Didit Maulana, saat membagikan ilmu dan pengalaman di dunia fashion, di SMK Negeri 3 Kota Kediri, Rabu 13 desember 2017.
Selain itu, jelas dia, pembuat kain tenun di Kediri yang melibatkan anak muda merupakan hal yang jarang ia temui. Namun di Kediri ia mendapati pemandangan yang tak biasa dengan banyaknya kalangan muda yang terlibat. Menurutnya, ini adalah potensi yang harusnya bisa dikembangkan secara optimal.
“Kota Kediri bisa mengembangkan tenun, dari proses pembuatan tenun hingga jadi bisa menjadi salah satu destinasi wisata menarik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke Kediri,” katanya.
Khusus untuk pelajar SMKN 3 Kediri, Didit berpesan, agar mereka terus berjuang mengejar impiannya. Bahkan cara yang paling mudah untuk meyakinkan orang tua dan warga sekitar adalah dengan menunjukkan karya.
“Saat sudah punya karya yang bagus, kita akan mendapatkan dukungan penuh dari mereka semua,” pungkasnya.

Foto Kediri - Pemerintah Kota Kediri kembali menggelar Dhoho Steet Fashion 3rd dengan tema mengikat Kediri. Acara ini berlangsung di Taman Sekartaji, Kamis 14 Desember 2017.
Kegiatan ini mengangkat kembali kain tenun ikat khas Kota Kediri menjadi bahan fashion. Enam desainer menampilkan karyanya. Diantaranya Didit Maulana, dari Ikat Indonesia, SMKN 3 Kota Kediri,Santi Studio Craft, Khosim dari AZZ Kasim Boutique, Desy Rc dari Luxe Cesar Boutiquoutique.
Ketua Dekranasda Kota Kediri, Ferry Silviana menjelaskan, dengan mendesain kain tenun ikat asal Kota Kediri untuk busana sehari-hari diharapkan semakin dkenal dan familiar di tengah masyarakat.
“Ke depan kain tenun asal Kota Kediri juga dikenal di kancah Internasioanal sehingga membuat bangga warga Kota Kediri,” ujar Ferry.
Apalagi SMKN 3 merupakan sekolah vokasi diharapkan bakal muncul desainer muda yang mamapu membuat desain-desain sendiri. Selain itu dengan mengenalkan kain tenun ikat, membuat pendapatan perajin meningkat.
Perempuan yang akrab disapa Bunda Fey ini mengaku, sangat bangga dan memberikan apresiasi besar terhadap kedatangan Didit Maulana ke SMK Negeri 3 Kota Kediri. Apalagi, lembaga pendidikan ini mempunyai potensi yang besar di bidang fashion.
“Hal tersebut dibuktikan dengan hasil karya yang bagus. Itulah yang mendasari SMKN 3 Kota Kediri dipilih menjadi tempat kedatangan Didit,” katanya.
Dia berharap, para pelajar di salah satu pendidikan vokasi itu terus mengasah kemampuannya, agar nantinya bisa memulai karir dengan langkah yang pasti. Terlebih lagi, di Kota Kediri juga memiliki kekayaan ragam kain lokal sejak zaman dahulu dan dapat dilestarikan.
“Baginya, generasi mudalah yang bisa membawa tenun khas Kota Kediri bisa dikenal masyarakat luas hingga 1000 tahun lagi,” katanya.
Untuk itu, lanjut dia, diharapkan peran serta sekolah juga harus ada. Ke depan, ada baiknya di SMK Negeri 3 Kota Kediri ini dibuka ekstrakulikuler membatik. Dengan begitu, bakat para pelajar dapat dikembangkan secara baik sehingga bisa menghasilkan karya luar biasa pada masa mendatang.
“Kalau memang biaya yang menjadi masalahnya, nanti Pemkot Kediri bisa membantu. Asalkan adik-adik bersemangat dan harus menunjukkan prestasi,” katanya kepada para siswa SMKN 3 Kediri.
Didit Maulana sendiri mengaku sangat mengagumi besarnya potensi kain tenun ikat khas Kediri. Hal ini juga diyakininya dapat dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata pada masa mendatang.
“Saya awalnya kaget, ternyata di Kota Kediri ada banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan. Produknya bagus, motif dan warnanya juga menarik, dan tidak kalah dengan daerah lainnya,” kata Didit Maulana, saat membagikan ilmu dan pengalaman di dunia fashion, di SMK Negeri 3 Kota Kediri, Rabu 13 desember 2017.
Selain itu, jelas dia, pembuat kain tenun di Kediri yang melibatkan anak muda merupakan hal yang jarang ia temui. Namun di Kediri ia mendapati pemandangan yang tak biasa dengan banyaknya kalangan muda yang terlibat. Menurutnya, ini adalah potensi yang harusnya bisa dikembangkan secara optimal.
“Kota Kediri bisa mengembangkan tenun, dari proses pembuatan tenun hingga jadi bisa menjadi salah satu destinasi wisata menarik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke Kediri,” katanya.
Khusus untuk pelajar SMKN 3 Kediri, Didit berpesan, agar mereka terus berjuang mengejar impiannya. Bahkan cara yang paling mudah untuk meyakinkan orang tua dan warga sekitar adalah dengan menunjukkan karya.
“Saat sudah punya karya yang bagus, kita akan mendapatkan dukungan penuh dari mereka semua,” pungkasnya.