[caption id="attachment_375" align="aligncenter" width="640"] Pelaksanaan Pekan Seni Pelajar (PSP) Provinsi J...
[caption id="attachment_375" align="aligncenter" width="640"]
Pelaksanaan Pekan Seni Pelajar (PSP) Provinsi Jawa Timur 2017, Rabu 26 Maret 2017 lalu bertempat di GOR Jayabaya Kota Kediri - Foto: kedirikota.go.id[/caption]
Foto Kediri - Dinas Pendidikan Kota Kediri mengadakan kegiatan Gelar Seni Budaya Pelajar Kota Kediri (genibud Jari) 2017. Acara tersebut digelar di GOR Jayabaya pada Jumat dan Sabtu 15-16 Desember 2017.
Berbagai kesenian ditampilkan. Salah satunya adalah pagelaran wayang kulit. Hadir dalam acara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto dan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri Nur Muhyar.
Menurut Ketua Panitia Genibud Jari Agus Sudarmaji, acara tersebut digelar untuk melestarikan kesenian dan budaya. “jangan sampai kesenian asli kita diambil bangsa lain,”kata dia mengingatkan.
Untuk itu, Agus mengajak pelajar untuk semangat mempelajari kesenian asli Indonesia. Karena kesenian Indonesia tidak kalah dengan kesenian dari negara lain. (Baca: Kediri Diupayakan Jadi Tuan Rumah Festival Panji)
‘Di Genibud Jari ini, semua yang tampil adalah pelajar,” pungkasnya.
Sementara itu di tempat berbeda, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab Kediri menggelar sarasehan budaya di SMP Muhammadiyah 1 Pare, Sabtu 16 Desember 2017. Sarasehan bertema berkarya dengan seni.
Mustofa, dari Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah, mengharapkan hendaknya Muhammadiyah berjuang dari sejuta arah untuk mencapai Indonesia berkemajuan.
“Di samping membantu pemerintah dengan mendirikan sekolah dari TK hingga perguruan tinggi, panti asuhan, rumah sakit hendaknya juga memperhatikan seni budaya dan olahraga,” katanya.
Ditambahkan oleh Mustofa, salah satu gerakan masif yang menjadi agenda Muhammadiyah dengan diselenggarakan lomba kaligrafi, dan pelatihan mencipta lagu. Hal ini dilakukan agar Muhammadiyah mampu sebagai pilar tegaknya kalimatullah di NKRI.
“Yang dalam Muktamar Makasar disepakati sebagai Darul Ahdi wa Syahadah,” pungkasnya.

Foto Kediri - Dinas Pendidikan Kota Kediri mengadakan kegiatan Gelar Seni Budaya Pelajar Kota Kediri (genibud Jari) 2017. Acara tersebut digelar di GOR Jayabaya pada Jumat dan Sabtu 15-16 Desember 2017.
Berbagai kesenian ditampilkan. Salah satunya adalah pagelaran wayang kulit. Hadir dalam acara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto dan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri Nur Muhyar.
Menurut Ketua Panitia Genibud Jari Agus Sudarmaji, acara tersebut digelar untuk melestarikan kesenian dan budaya. “jangan sampai kesenian asli kita diambil bangsa lain,”kata dia mengingatkan.
Untuk itu, Agus mengajak pelajar untuk semangat mempelajari kesenian asli Indonesia. Karena kesenian Indonesia tidak kalah dengan kesenian dari negara lain. (Baca: Kediri Diupayakan Jadi Tuan Rumah Festival Panji)
‘Di Genibud Jari ini, semua yang tampil adalah pelajar,” pungkasnya.
Sementara itu di tempat berbeda, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab Kediri menggelar sarasehan budaya di SMP Muhammadiyah 1 Pare, Sabtu 16 Desember 2017. Sarasehan bertema berkarya dengan seni.
Mustofa, dari Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah, mengharapkan hendaknya Muhammadiyah berjuang dari sejuta arah untuk mencapai Indonesia berkemajuan.
“Di samping membantu pemerintah dengan mendirikan sekolah dari TK hingga perguruan tinggi, panti asuhan, rumah sakit hendaknya juga memperhatikan seni budaya dan olahraga,” katanya.
Ditambahkan oleh Mustofa, salah satu gerakan masif yang menjadi agenda Muhammadiyah dengan diselenggarakan lomba kaligrafi, dan pelatihan mencipta lagu. Hal ini dilakukan agar Muhammadiyah mampu sebagai pilar tegaknya kalimatullah di NKRI.
“Yang dalam Muktamar Makasar disepakati sebagai Darul Ahdi wa Syahadah,” pungkasnya.