[caption id="attachment_672" align="aligncenter" width="640"] Ikanisasi menjadi solusi menghilangkan jentik n...
[caption id="attachment_672" align="aligncenter" width="640"]
Ikanisasi menjadi solusi menghilangkan jentik nyamuk, termasuk nyamuk penyebab demam berdarah. - Foto: Radar Kediri[/caption]
Foto Kediri - Awas, musim penghujan wabah demam berdarah (DB) dikhawatirkan meningkat. Perlu upaya yang jitu untuk pencegahan wabah itu. Sebab, penyakit ini termasuk mematikan namun jarang diperhatikan. (Baca: Banjir Merendam Puluhan Rumah di Kabupaten Kediri)
Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri terus berupaya mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran DB agar tidak menyebar luas.
Korban penyakit ini cukup tinggi. Bila dihitung sejak Januari hingga minggu pertama bulan Desember sudah mencapai 241 orang yang terjangkiti virus yang ditebar melalui nyamuk Aedes Aegepty.
[ads1]
Bukan hanya penanganan cepat untuk pengobatan saja yang harus dilakukan, lebih penting dari itu juga perlu upaya pencegahannya. Salah satu yang paling efektif adalah mengantisipasi perkembangan nyamuk Aedes Aegepty.
Perlu penanganan cepat agar virus DB tidak menyebar. Sebelum banyak yang terjangkiti setiap wilayah di Kabupaten Kediri mulai dari kecamatan hingga desa diharap tanggap. Yang harus dilakukan dengan memutus mata rantai perkembangan nyamuk di musim penghujan.
“Karena itu upaya PSN (pemberantasan sarang nyamuk) harus terus dilakukan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri, Adi Laksono. (Baca: Kabupaten Kediri Gelar Anugerah Desa 2017)
[ads1]
Di antara cara memutus mata rantai nyamuk itu dengan program Jumat Bersih. Program yang digagas Bupati Kediri, dr Haryanti tersebut ternyata cukup efektif memutus berkembang biaknya serangga penyebab demam berdarah tersebut.
Dalam program ini, setiap seminggu sekali tim dari puskesmas dan kecamatan bersinergi untuk bersih-bersih. Setiap Jumat mereka turun ke satu desa untuk memeriksa penampungan air di masyarakat. Terutama bak kamar mandi.
Seperti yang telah dilakukan di Kecamatan Kunjang, Jumat lalu 22 Desember 2017, mereka berkeliling ke satu desa dan mengunjungi setiap rumah warga bersama jumantik untuk mengecek keberadaan jentik di bak kamar mandi. Jika ditemukan bak mandi dikuras kemudian diisi air kembali dengan ditambah ikan yang berfungsi memakan jentik. Dengan cara demikian, jentik tidak berkembang menjadi nyamuk.
Menurut Adi keefektifan program Jumat Bersih bisa diterapkan oleh warga sendiri. Sebab daur hidup nyamuk mulai dari menetaskan telur hingga menjadi jentik terputus. Proses dari telur menjadi nyamuk sempurna memerlukan waktu beberapa hari.
Jika program Jumat Bersih ini dilakukan secara konsisten pastinya nyamuk Aedes Aegepty akan sulit hidup apalagi berkembang di suatu wilayah. Warga perlu menerapkan cara itu secara kontinyu.
“Sebelum nyamuk hidup sempurna calon nyamuk diberantas terlebih dahulu. Ini cukup efektif,” ungkapnya. (Baca: Pemkab Kediri Optimalkan Tim URC untuk Antisipasi Lahar Hujan Kelud)
Dengan menjalankan Gerakan Jumat Bersih yang konsisten seperti di Kecamatan Kunjang, bisa memutus rantai hidup nyamuk. Total 12 hari masa hidup telur hingga jentik nyamuk di dalam air.
Jika seminggu sekali desa-desa di Kunjang terus melakukan pembersihan, misalnya pada hari Jumat, rantai perkembangan nyamuk putus sebelum menjadi nyamuk. Jentik ini sudah mati karena sarang nyamuknya telah dibasmi.
‘Konsistensi setiap desa diharapkan terus berjalan. Agar tidak hanya saat didatangi camatnya saja baru ada Jumat Bersih,” tegas Kepala Dinkes ini.
Adi berharap setiap desa aktif secara mandiri untuk melakukan program Jumat Bersih. Tidak perlu menunggu didatangi Camat terlebih dahulu. Mereka bisa melakukan program Jumat Bersih dengan cara kerja bakti seminggu sekali.
“Kami berharap setiap desa terhindar dari virus DB. Oleh sebab itu mereka konsisten setiap Jumat kerja bakti,” harapnya.
Apalagi pentingnya kerja bakti ini sangat diperlukan di musim penghujan. Air hujan menyebabkan banyak genangan yang berpoyensi nyamuk berkembang. Dengan cara tersebut mampu menekan penderita DB yang setiap tahunnya meningkat. Terlebih di bulan Desember dan Januari sedang deras-derasnya.
“Terus galakkan pemberantasan ini . Pemangku wilayah seperti Kepala desa hingga Camat ini cukup vital perannya,” ulasnya.

Foto Kediri - Awas, musim penghujan wabah demam berdarah (DB) dikhawatirkan meningkat. Perlu upaya yang jitu untuk pencegahan wabah itu. Sebab, penyakit ini termasuk mematikan namun jarang diperhatikan. (Baca: Banjir Merendam Puluhan Rumah di Kabupaten Kediri)
Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri terus berupaya mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran DB agar tidak menyebar luas.
Korban penyakit ini cukup tinggi. Bila dihitung sejak Januari hingga minggu pertama bulan Desember sudah mencapai 241 orang yang terjangkiti virus yang ditebar melalui nyamuk Aedes Aegepty.
[ads1]
Bukan hanya penanganan cepat untuk pengobatan saja yang harus dilakukan, lebih penting dari itu juga perlu upaya pencegahannya. Salah satu yang paling efektif adalah mengantisipasi perkembangan nyamuk Aedes Aegepty.
Perlu penanganan cepat agar virus DB tidak menyebar. Sebelum banyak yang terjangkiti setiap wilayah di Kabupaten Kediri mulai dari kecamatan hingga desa diharap tanggap. Yang harus dilakukan dengan memutus mata rantai perkembangan nyamuk di musim penghujan.
“Karena itu upaya PSN (pemberantasan sarang nyamuk) harus terus dilakukan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri, Adi Laksono. (Baca: Kabupaten Kediri Gelar Anugerah Desa 2017)
[ads1]
Di antara cara memutus mata rantai nyamuk itu dengan program Jumat Bersih. Program yang digagas Bupati Kediri, dr Haryanti tersebut ternyata cukup efektif memutus berkembang biaknya serangga penyebab demam berdarah tersebut.
Dalam program ini, setiap seminggu sekali tim dari puskesmas dan kecamatan bersinergi untuk bersih-bersih. Setiap Jumat mereka turun ke satu desa untuk memeriksa penampungan air di masyarakat. Terutama bak kamar mandi.
Seperti yang telah dilakukan di Kecamatan Kunjang, Jumat lalu 22 Desember 2017, mereka berkeliling ke satu desa dan mengunjungi setiap rumah warga bersama jumantik untuk mengecek keberadaan jentik di bak kamar mandi. Jika ditemukan bak mandi dikuras kemudian diisi air kembali dengan ditambah ikan yang berfungsi memakan jentik. Dengan cara demikian, jentik tidak berkembang menjadi nyamuk.
Menurut Adi keefektifan program Jumat Bersih bisa diterapkan oleh warga sendiri. Sebab daur hidup nyamuk mulai dari menetaskan telur hingga menjadi jentik terputus. Proses dari telur menjadi nyamuk sempurna memerlukan waktu beberapa hari.
Jika program Jumat Bersih ini dilakukan secara konsisten pastinya nyamuk Aedes Aegepty akan sulit hidup apalagi berkembang di suatu wilayah. Warga perlu menerapkan cara itu secara kontinyu.
“Sebelum nyamuk hidup sempurna calon nyamuk diberantas terlebih dahulu. Ini cukup efektif,” ungkapnya. (Baca: Pemkab Kediri Optimalkan Tim URC untuk Antisipasi Lahar Hujan Kelud)
Dengan menjalankan Gerakan Jumat Bersih yang konsisten seperti di Kecamatan Kunjang, bisa memutus rantai hidup nyamuk. Total 12 hari masa hidup telur hingga jentik nyamuk di dalam air.
Jika seminggu sekali desa-desa di Kunjang terus melakukan pembersihan, misalnya pada hari Jumat, rantai perkembangan nyamuk putus sebelum menjadi nyamuk. Jentik ini sudah mati karena sarang nyamuknya telah dibasmi.
‘Konsistensi setiap desa diharapkan terus berjalan. Agar tidak hanya saat didatangi camatnya saja baru ada Jumat Bersih,” tegas Kepala Dinkes ini.
Adi berharap setiap desa aktif secara mandiri untuk melakukan program Jumat Bersih. Tidak perlu menunggu didatangi Camat terlebih dahulu. Mereka bisa melakukan program Jumat Bersih dengan cara kerja bakti seminggu sekali.
“Kami berharap setiap desa terhindar dari virus DB. Oleh sebab itu mereka konsisten setiap Jumat kerja bakti,” harapnya.
Apalagi pentingnya kerja bakti ini sangat diperlukan di musim penghujan. Air hujan menyebabkan banyak genangan yang berpoyensi nyamuk berkembang. Dengan cara tersebut mampu menekan penderita DB yang setiap tahunnya meningkat. Terlebih di bulan Desember dan Januari sedang deras-derasnya.
“Terus galakkan pemberantasan ini . Pemangku wilayah seperti Kepala desa hingga Camat ini cukup vital perannya,” ulasnya.