[caption id="attachment_746" align="aligncenter" width="640"] Karang Taruna Perkasa ditunjuk mendukung Kampun...
[caption id="attachment_746" align="aligncenter" width="640"]
Karang Taruna Perkasa ditunjuk mendukung Kampung Ramah Anak di Kelurahan Sukorame - Foto: duta.co[/caption]
Foto Kediri - Himbauan untuk tidak memutar televisi dan bermain gadget diefektifkan di tiga kelurahan, masing-masing Kampungdalem, Jamsaren di Kelurahan Sukorame. Hasilnya, prestasi diraih anak-anak Kelurahan Sukorame mulai tingkat daerah, privinsi hingga nasional.
Prestasi itu ditorehkan Fathan Falih Nugraha meraih juara 3 Bridge untuk tingkat provinsi dan masuk grand final Bridge tingkat nasional. Sementara Rahayu Ingratrimulya Saputra masuk finalis Olimpiade Sains Teknologi tingkat nasional juga masuk 10 besar Olimpiade Sains IPA tingkat nasional dan terbaik kedua nasional lomba TMPI.
Sedangkan Fidela Indah Ayu juga mengikuti jejak rekan-rekannya meraih juara 2 Bridge tingkat Privinsi Jatim. Masih ada 10 anak peraih penghargaan tingkat daerah hingga tingkat provonsi. (Baca: Lomba National Robotic Kediri Diikuti Peserta dari Tenggarong Kaltim)
Beragam prestasi itu memang tak lepas dari upaya Pemerintah Kota Kediri (Pemkot) merealisasikan Kota Layak Anak (KLA). Program yang dilakukan Pemkot dengan membentuk kampung ramah anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, Sumedi mengaku, launching kampung ramah anak di Kelurahan Sukorame ini pertama kali untuk wilayah Kecamatan Mojoroto. Ke depan, akan terus dikembangkan dengan melaunching kelurahan-kelurahan lainnya di Kota Kediri.
"Target tahun 2018 semua kelurahan harus ada percontohan layak anak. Saat ini sudah ada tiga kelurahan yang kita launching sebagai kampung ramah anak. Ke depan seluruh kelurahan yaitu, 46 kelurahan harus ada. Saat ini, kelurahan-kelurahan lain sudah mempersiapkan diri," kata Sumedi usai melaunching kampung layak anak di Kelurahan Sukorame.
Konsepnya di tiap-tiap kelurahan, kata Sumedi berbeda. Masing-masing menonjolkan kearifan lokal. Seperti program di Kelurahan Kampungdalem adanya imbauan untuk mematikan televisi (TV) selama pukul 16.00-19.00 WIB.
Dijam-jam tersebut, anak diimbau untuk belajar atau mengaji. Mereka juga diharapkan tidak berkeliaran di jam tersebut.
Kemudian di Kelurahan Jamsaren hampir sama pada saat waktu magrib, digunakan untuk belajar dan mengaji. Sementara di Kelurahan Sukorame ini lebih komplit, karena ada pengembangan bakat, pendidikan seni, dan juga permainan tradisional, seperti dakon, gobak sodor dan masih banyak lagi.
Dalam pelaksanaan sistem pembelajaran di kampung ramah anak, imbuh Sumedi, diserahkan sepenuhnya kepada kelurahan dan pengelola.
Keberadaan kampung di Kelurahan Sukorame contohnya. Kampung didesain sesuai tahapan tumbuh kembang anak-anak. Tempbok-tembok masuk kampung juga dihiasi warna-warni . Ada juga arena bermain dan menyalurkan aktifitas anak. (Baca: Kampung Dalem Berubah Manjadi Kampung Kelir di Tangan Anak Punk)
Wawan yang menggagas Kampung Ramah Anak menuturkan banyak elemen masyarakat terlibat saan menjadikan Sukorame ramah anak. Sebut saja pegiat Cildren Community, Taman Belajar Mandiri, dan Aksara yang melebur menjadi satu untuk anak-anak Indonesia. Dilibatkan pula Karang Taruna Perkasa yang tugasnya menjaga dan membimbing anak-anak atas maraknya kasus kenakalan yang kini menjalar di sekolah dasar.
“Aktifitas anak kita salurkan. Untuk berkesenian dilakukan pada hari Minggu. Kemudian sore harinya anak-anak mengikuti bimbingan belajar gratis. Kami juga membuka PAUD gratis,” ungkap Wawan.
Tak lupa wawan menekankan peran penting orang tua mendukung serta membimbing anak. Jika orang tua serius melakukan itu, dan didukung lingkungan yang kondusif anak akan bersemangat untuk berprestasi.
‘Kami sosialisasikan dari rumah ke rumah. Orang tua juga dilarang menonton televisi mulai jam lima sore sampai jam sembilan malam. Pada jam itu anak-anak mengaji dan belajar,” jelasnya.
Tak lupa Wawan selalu mengingatkan orang tua untuk mendampingi putra-putrinya selama belajar. Sehingga orang tua memahami pola asuh tepat untuk anaknya. (Baca: Dikenalkan Cara Pergunakan Uang, Siswa-Siswi SD Rahmat Menyerbu Findamart)
Rayahu salah satu anak yang berprestasi itu menungkapkan, banyak aktifitas yang dilakukan untuk menyalurkan kreasinya. Termasuk yang ingin belajar menari juga difasilitasi Sedangkan anak-anak yang ingin berkesenian bisa ikut kegiatan jaranan. Namun saat latihan tidak mengganggu jadwal belajarnya. Kreatfitas anak-anak ini juga dtagiatmpilkan saat ada kelurahan.
"Yang sudah saya didapatkan disini adalah pengalaman yang berharga sekali, bisa mengikuti lomba-lomba dan mendapat prestasi. Mulai dari tingkat kecamatan, Kota Kediri, Jawa Timur dan Nasional," kata siswi kelas 6 SDN Sukorame 1.
Dengan lahirnya kampung ramah anak di setiap kelurahan, pihaknya berharap Pemkot Kediri dapat meraih penghargaan Kota Layak Anak strata madia. Selama dua tahun belakangan Kota Kediri sudah mendapatkan psnghargaan, tetapi baru tingkat pertama.

Foto Kediri - Himbauan untuk tidak memutar televisi dan bermain gadget diefektifkan di tiga kelurahan, masing-masing Kampungdalem, Jamsaren di Kelurahan Sukorame. Hasilnya, prestasi diraih anak-anak Kelurahan Sukorame mulai tingkat daerah, privinsi hingga nasional.
Prestasi itu ditorehkan Fathan Falih Nugraha meraih juara 3 Bridge untuk tingkat provinsi dan masuk grand final Bridge tingkat nasional. Sementara Rahayu Ingratrimulya Saputra masuk finalis Olimpiade Sains Teknologi tingkat nasional juga masuk 10 besar Olimpiade Sains IPA tingkat nasional dan terbaik kedua nasional lomba TMPI.
Sedangkan Fidela Indah Ayu juga mengikuti jejak rekan-rekannya meraih juara 2 Bridge tingkat Privinsi Jatim. Masih ada 10 anak peraih penghargaan tingkat daerah hingga tingkat provonsi. (Baca: Lomba National Robotic Kediri Diikuti Peserta dari Tenggarong Kaltim)
Beragam prestasi itu memang tak lepas dari upaya Pemerintah Kota Kediri (Pemkot) merealisasikan Kota Layak Anak (KLA). Program yang dilakukan Pemkot dengan membentuk kampung ramah anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, Sumedi mengaku, launching kampung ramah anak di Kelurahan Sukorame ini pertama kali untuk wilayah Kecamatan Mojoroto. Ke depan, akan terus dikembangkan dengan melaunching kelurahan-kelurahan lainnya di Kota Kediri.
"Target tahun 2018 semua kelurahan harus ada percontohan layak anak. Saat ini sudah ada tiga kelurahan yang kita launching sebagai kampung ramah anak. Ke depan seluruh kelurahan yaitu, 46 kelurahan harus ada. Saat ini, kelurahan-kelurahan lain sudah mempersiapkan diri," kata Sumedi usai melaunching kampung layak anak di Kelurahan Sukorame.
Konsepnya di tiap-tiap kelurahan, kata Sumedi berbeda. Masing-masing menonjolkan kearifan lokal. Seperti program di Kelurahan Kampungdalem adanya imbauan untuk mematikan televisi (TV) selama pukul 16.00-19.00 WIB.
Dijam-jam tersebut, anak diimbau untuk belajar atau mengaji. Mereka juga diharapkan tidak berkeliaran di jam tersebut.
Kemudian di Kelurahan Jamsaren hampir sama pada saat waktu magrib, digunakan untuk belajar dan mengaji. Sementara di Kelurahan Sukorame ini lebih komplit, karena ada pengembangan bakat, pendidikan seni, dan juga permainan tradisional, seperti dakon, gobak sodor dan masih banyak lagi.
Dalam pelaksanaan sistem pembelajaran di kampung ramah anak, imbuh Sumedi, diserahkan sepenuhnya kepada kelurahan dan pengelola.
Keberadaan kampung di Kelurahan Sukorame contohnya. Kampung didesain sesuai tahapan tumbuh kembang anak-anak. Tempbok-tembok masuk kampung juga dihiasi warna-warni . Ada juga arena bermain dan menyalurkan aktifitas anak. (Baca: Kampung Dalem Berubah Manjadi Kampung Kelir di Tangan Anak Punk)
Wawan yang menggagas Kampung Ramah Anak menuturkan banyak elemen masyarakat terlibat saan menjadikan Sukorame ramah anak. Sebut saja pegiat Cildren Community, Taman Belajar Mandiri, dan Aksara yang melebur menjadi satu untuk anak-anak Indonesia. Dilibatkan pula Karang Taruna Perkasa yang tugasnya menjaga dan membimbing anak-anak atas maraknya kasus kenakalan yang kini menjalar di sekolah dasar.
“Aktifitas anak kita salurkan. Untuk berkesenian dilakukan pada hari Minggu. Kemudian sore harinya anak-anak mengikuti bimbingan belajar gratis. Kami juga membuka PAUD gratis,” ungkap Wawan.
Tak lupa wawan menekankan peran penting orang tua mendukung serta membimbing anak. Jika orang tua serius melakukan itu, dan didukung lingkungan yang kondusif anak akan bersemangat untuk berprestasi.
‘Kami sosialisasikan dari rumah ke rumah. Orang tua juga dilarang menonton televisi mulai jam lima sore sampai jam sembilan malam. Pada jam itu anak-anak mengaji dan belajar,” jelasnya.
Tak lupa Wawan selalu mengingatkan orang tua untuk mendampingi putra-putrinya selama belajar. Sehingga orang tua memahami pola asuh tepat untuk anaknya. (Baca: Dikenalkan Cara Pergunakan Uang, Siswa-Siswi SD Rahmat Menyerbu Findamart)
Rayahu salah satu anak yang berprestasi itu menungkapkan, banyak aktifitas yang dilakukan untuk menyalurkan kreasinya. Termasuk yang ingin belajar menari juga difasilitasi Sedangkan anak-anak yang ingin berkesenian bisa ikut kegiatan jaranan. Namun saat latihan tidak mengganggu jadwal belajarnya. Kreatfitas anak-anak ini juga dtagiatmpilkan saat ada kelurahan.
"Yang sudah saya didapatkan disini adalah pengalaman yang berharga sekali, bisa mengikuti lomba-lomba dan mendapat prestasi. Mulai dari tingkat kecamatan, Kota Kediri, Jawa Timur dan Nasional," kata siswi kelas 6 SDN Sukorame 1.
Dengan lahirnya kampung ramah anak di setiap kelurahan, pihaknya berharap Pemkot Kediri dapat meraih penghargaan Kota Layak Anak strata madia. Selama dua tahun belakangan Kota Kediri sudah mendapatkan psnghargaan, tetapi baru tingkat pertama.