Foto Kediri - Gambar merupakan bagian dari perdaban manusia yang bisa dianggap paling purba. Aktifitas menggambar bisa dikatakan satu dari ...

Foto Kediri - Gambar merupakan bagian dari perdaban manusia yang bisa dianggap paling purba. Aktifitas menggambar bisa dikatakan satu dari budi daya dari seluruh aspek kehidupan manusia yang masih bertahan hingga sekarang. Bahkan pemanfaatannya pun kian luas.
Menuangkan gagasan dalam rupa gambar tidak lagi sebagai sekedar hobi belaka. Aktifitas ini bisa dipilih sebagai kegiatan ekonomi dengan penghasilan yang bisa dibilang besar. Jika dijadikan profesi, ada harapan cerah dalam dunia gambar menggambar.
Harapan untuk bisa meraup uang dari aktifitas menggambar itulah yang telah dibuktikan Komunitas Komikers Kediri (Katiga). Perkumpulan yang lebih senang disebut paguyuban para penggambar ini telah mampu melahirkan komikers kaliber internasional.
“Ada tiga komikers yang berkaliber internasional dengan penghasilan ratusan bahkan menembus milyaran rupiah yang lahir dari Katiga,” kata Mohammad Kalimul Anam, salah satu senior di Katiga, Minggu, 3 Desember 2017.
Tiga orang yang dimaksud Anam ini memiliki nama pena Kenzo, Ommy dan Mazui. Karya tiga orang ini telah dilirik pembuat story komik mancanegara. Sayang Anam tidak menyebut asal negara yang telah menggunakan jasa teman-temannya itu. Yang pasti karya tiga orang ini telah diterbitkan dan dipublikasikan oleh penerbit luar negeri.
Di dalam komunitas yang rata-rata masih berusia belia ini ternyata tidak terdiri dari satu aliran gambar. Di dalamnya terhimpun anak-anak dengan hobinya masing-masih. Ada yang hobinya menggambar kartun jepang, melukis, dan desain interior. Uniknya di dalam Katiga juga terhimpun penulis.
Menurut Anam, keragaman hobi masing-masing anggota itu malah bisa menghasilkan komik yang utuh lengkap dengan gambar tokohnya, gambar ruang beserta propertinya dan sekaligus aspek ceritanya. Mereka mengaku pernah membuat komik secara bersama.
“Untuk menghasilkan komik diperlukan orang-orang yang memiliki kemampuan membuat ilustrasi, story dan editing. Kami menggarap secara bersama dan mengumpulkan ide dari masing-masing personal. Kumpulan ide itu kami beri nama bank ide,” ucap Jimmy yang juga telah menjadi senior di Katiga.
Anak-anak Katiga itu dalam seminggu mengusahakan membuat pertemuan. Mereka berkumpul untuk saling berbagi kemampuan teknis menggambar dan pengalaman. Mereka memecahkan bersama ketika menghadapi masalah. Biasanya yang senior membimbing yang yunior, terutama teknik dasar-dasar menggambar.
[caption id="attachment_193" align="alignnone" width="640"]

Menurut Anam dan Jimmy untuk menghasilkan gambar yang bagus dan enak dipandang mata harus memiliki logika gambar. Sebuah gambar harus memiliki perspektif dan proporsinya. Kedua aspek dasar inilah yang mereka tularkan kepada yuniornya.
Anggota komunitas ini sebagaimana diakui oleh Anam berjumlah 30 orang. Karena rata-rata pelajar dan mahasiswa, bahkan ada yang telah bekerja, untuk bisa berkumpul semuanya , perlu momen yang tepat. Biasanya mereka bisa berkumpul semuanya pada saat buka puasa bersama dan halal bihalal.
Katiga dibentuk oleh tiga orang yang sama-sama memiliki hobi menggambar. Mereka adalah Budi Luhur Tediadi, Ferry Ardiyanto dan Kriswin. Awal terbentuknya komunitas ini karena mereka yang memiliki kesamaan hobi menggambar itu sering bertemu. Secara resmi komunitas ini dibentuk pada tahun 2009 dan diresmikan oleh Wakil Walikota saat itu, yakni Abdullah Abu Bakar.
Mereka yang tergabung di dalam Katiga satu dengan yang lain sudah seperti teman seperjuangan. Itu yang dirasakan oleh mereka baik antar yunior, antar senior dan yunior-senior. Mereka berharap komunitas seperti ini akan terus ada agar orang-orang yang memiliki hobi menggambar utamanya di Kediri bisa menggambar dengan benar dan berkualitas. Selain itu dengan adanya komunitas seperti ini karya mereka dikenal luas oleh masyarakat dunia.
“Kalau bisa wadah seperti ini jangan sampai hilang,” ucap Aan Khairul Muntakib yang menekuni desain interior.
Tidak sekedar berkumpul untuk meningkatkan kemampuan teknik menggambar. Dengan berkumpul, satu dengan lainnya saling menyemangati untuk berani menguji hasil karya mereka. Hasilnya, salah satu anggota Katiga menyabet juara harapan 1 di even lomba menggambar tinggat Provinsi Jawa Timur di Surabaya beberapa tahun lalu.
“Tujuannya untuk melatih keberanian menampilkan karya sendiri ke publik,” kata Siska Santika.
[caption id="attachment_194" align="aligncenter" width="640"]

Cara lain untuk menampilkan hasil karya mereka dengan mempublikasikannya ke media sosial. Ini yang dilakukan oleh Ocha yang kini sedang menempuh pendidikan program studi material dan metalurgi di Universitas Sepuluh November Surabaya (ITS) semester III.
Beberapa gambar berupa kartun Jepang ia publikasikan di akun Instagram dan Facebook-nya. Banyak yang mengapresiasi karya gadis penyuka anime ini. Beragam komentar atas hasil karyanya yang ia unggah di media sosial tu. Beberapa gambar hasil coretan tangannya menggunakan komputer, crayon dan dan pensil.
Keberadaan media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter memang membantu penghobi menggambar ini mempublikasikan karyanya. Tidak perlu berbiaya besar dan tidak ada aturan spesifik yang harus diikuti untuk mempublikasikannya. Hal yang berbeda ketika eranya masih menggunakan media kertas, seperti koran dan majalah. Dengan teknologi, mereka mendapat kemudahan.