[caption id="attachment_617" align="aligncenter" width="640"] Foto: Bisnis Kini[/caption] Foto Kediri - Komo...
[caption id="attachment_617" align="aligncenter" width="640"]
Foto: Bisnis Kini[/caption]
Foto Kediri - Komoditas cabe di Kabupaten Kediri ditengarai rentan memicu inflasi. Sebabnya cuaca ekstrem membuat harga cabe meninggi. Khawatir situasi itu sejumlah masyarakat diajak berinovasi mengolah cabe menjadi produk olahan.
Dilansir dari bisniskini.com, pelaksana Tugas Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Setyo Adi mengatakan, sebagai perwakilan Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan gencar menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan produk olahan cabe.
Menurut Setyo, kegiatan ini merupakan tindak lanjut rapat penanggulangan inflasi daerah. Bahkan pada agenda ini diberikan langkah penanganan saat menghadapi harga cabai tinggi dan ketika di bawah biaya produksi.
“Upaya ini sekaligus membantu masyarakat agar mereka memanfaatkan cabe tak hanya saat kondisi segar, tapi bisa diolah sebagai penganan apa pun,” katanya. (Baca: Desa Sentra Produksi Cabe Ini Latih Ibu-Ibu Rangkai Bunga Akrilik)
[ads1]
Contohnya, bahan baku cabe dapat dimasak menjadi pasta cabe, abon cabae, cabe kering, saos cabe, manisan cabe, dan mie cabe. Kemudian sebagai kerupuk cabe, keripik cabe, sambal terasi, sambal cabe hijau, serta sambal balado.
“Bahkan kami ajarkan bagaimana membuat pengalengan cabe. Dengan cara ini pula, bahan dasar cabe makin mempunyai nilai tambah tersendiri,” katanya.
Mnurutnya langkah ini merupakan strategi jitu bagi para petani cabe yang memiliki stok melimpah tapi harga jualnya sedang jatuh. Pihaknya meyakini, jika mereka bisa mempraktekkan pengolahan cabe di rumah, maka ke depan dapat menjadi produk UKM tersendiri.
“Lantaran pada saat ini, sebenarnya permintaan pasar terhadap olahan cabe sangat besar,” katanya. (Baca: Pembenihan Jagung Syar’i Ala Sekolah Lapang Sepak)
[ads1]
Di samping itu, lanjut dia, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri telah menjalin kerja sama dengan PT Mitra Usaha di Wonorejo, Kecamatan Wates, yang bergerak di sektor pembuatan pasta cabe. Dari sentra usaha ini, permintaan mereka terhadap cabe mampu mencapai 600 ton per tahun.
“Ke depan, kami juga siap melatih masyarakat mengolah produk hortikultura yang lain dan berpotensi mengalami fluktuasi harga. Misalnya saja bawang merah dan tomat,” katanya. (Baca: Secercah Harapan Petani Kediri dalam Pemuliaan Benih Jagung Sendiri)

Foto Kediri - Komoditas cabe di Kabupaten Kediri ditengarai rentan memicu inflasi. Sebabnya cuaca ekstrem membuat harga cabe meninggi. Khawatir situasi itu sejumlah masyarakat diajak berinovasi mengolah cabe menjadi produk olahan.
Dilansir dari bisniskini.com, pelaksana Tugas Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Setyo Adi mengatakan, sebagai perwakilan Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan gencar menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan produk olahan cabe.
Menurut Setyo, kegiatan ini merupakan tindak lanjut rapat penanggulangan inflasi daerah. Bahkan pada agenda ini diberikan langkah penanganan saat menghadapi harga cabai tinggi dan ketika di bawah biaya produksi.
“Upaya ini sekaligus membantu masyarakat agar mereka memanfaatkan cabe tak hanya saat kondisi segar, tapi bisa diolah sebagai penganan apa pun,” katanya. (Baca: Desa Sentra Produksi Cabe Ini Latih Ibu-Ibu Rangkai Bunga Akrilik)
[ads1]
Contohnya, bahan baku cabe dapat dimasak menjadi pasta cabe, abon cabae, cabe kering, saos cabe, manisan cabe, dan mie cabe. Kemudian sebagai kerupuk cabe, keripik cabe, sambal terasi, sambal cabe hijau, serta sambal balado.
“Bahkan kami ajarkan bagaimana membuat pengalengan cabe. Dengan cara ini pula, bahan dasar cabe makin mempunyai nilai tambah tersendiri,” katanya.
Mnurutnya langkah ini merupakan strategi jitu bagi para petani cabe yang memiliki stok melimpah tapi harga jualnya sedang jatuh. Pihaknya meyakini, jika mereka bisa mempraktekkan pengolahan cabe di rumah, maka ke depan dapat menjadi produk UKM tersendiri.
“Lantaran pada saat ini, sebenarnya permintaan pasar terhadap olahan cabe sangat besar,” katanya. (Baca: Pembenihan Jagung Syar’i Ala Sekolah Lapang Sepak)
[ads1]
Di samping itu, lanjut dia, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri telah menjalin kerja sama dengan PT Mitra Usaha di Wonorejo, Kecamatan Wates, yang bergerak di sektor pembuatan pasta cabe. Dari sentra usaha ini, permintaan mereka terhadap cabe mampu mencapai 600 ton per tahun.
“Ke depan, kami juga siap melatih masyarakat mengolah produk hortikultura yang lain dan berpotensi mengalami fluktuasi harga. Misalnya saja bawang merah dan tomat,” katanya. (Baca: Secercah Harapan Petani Kediri dalam Pemuliaan Benih Jagung Sendiri)