[caption id="attachment_458" align="aligncenter" width="640"] Foto: Berita Jatim[/caption] Foto Kediri - Pel...
[caption id="attachment_458" align="aligncenter" width="640"]
Foto: Berita Jatim[/caption]
Foto Kediri - Pelajar dari berbagai sekolah di Kota Kediri serta pegawai kebersihan DLHKP yang tergabung dalam pendekar sampah diajak melakukan penghijauan dengan menanam sebanyak 500 pohon di 20 titik sumber mata air. (Baca: Pendapat Pelajar Kediri tentang ‘Gombal Amoh’)
Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar ingin agar warganya yang tinggal di perkotaan agar sadar mau menanam pohon. Harapannya lingkungan akan semakin hijau untuk dapat dinikmati anak cucu ke depan.
"Semangatnya ini bukan hanya menghidupkan sumber, tapi lebih pada mengajak menyatukan gerakan pada masyarakat untuk membersihkan lingkungan sekaligus konvervasi," ucapnya di Sumber Cakarsi, Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Senin 18 Desember 2017.
[ads1]
Gerakan tanam pohon ini dalam rangka peringatan Hari Konservasi dan Bulan Menanam Nasional 2017. Di Cakarsi, para siswa juga melakukan pembersihan sumber, tempat berlangsungnya penghijauan.
"Saya berpesan kepada pemuda-pemudi supaya bisa menjaga bumi ini. Kita harus punya hitan kota, agar resapan air baik. Sebab, menjaga lingkungan, tentu tidak mampu hanya dilakukan oleh DLHKP, tetapi seluruh warga Kota Kediri, khususnya para pemuda," kata laki-laki yang kerap disapa Mas Abu ini.
Kepada seluruh masyarakat Kota Kediri, Mas Abu perpesan untuk menyediakan sedikt lahan untuk menanam tanaman di sekitar rumah. Tujuannya untuk menjaga kualitas udara tetap bersih dan mengandung banyak oksigen.
[ads1]
Wali Kota juga meminta partisipasi aktif dari masyarakat yang tidak boleh diam, tapi harus bersama-sama mengelola lahan agar semakin subur serta hijau. Caranya, dengan menanam aneka pohon, bahkan tidak harus tanaman berkayu, melainkan sayur juga boleh. (Baca: Peragaan Busana Buah dan Sayuran Meriahkan Meriahkan Germas Kota Kediri)
"Saya mengajak agar tidak boleh tinggal diam. Tidak hanya dinas lingkungan hidup, tapi warga juga harus menanam. Zaman dahulu, Indonesia bisa hijau. Di Papua, setiap orang lahir, gemar menanam. Saya rasa, walaupun Papua jauh, harus melakukan itu (Menanam pohon) untuk kehidupan yang lebih baik," katanya.
Di Kediri, kata dia, pemerintah dengan melibatkan berbagai pihak, juga berupaya agar daerah perbukitan semakin subur. Misalnya, di Gunung Klotok, Kediri. Sekitar 2009, di permukaan gunung itu masih berwarna cokelat, tapi kini sudah berwarna hijau, yang menandakan sudah banyak tanaman.
[ads1]
Ia juga berharap, di sekolah tanahnya lebih banyak ditanami rumput ketimbang diberi paving. Dengan itu, suasana sekolah akan terlihat lebih segar, sebab banyak tanaman hijaunya. (Baca: Desainer Ternama Jakarta Kagumi Tenun Ikat Kediri)
Mas Abu juga mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan seperti membersihkan saluran air, membuang sampah di tempat sampah, yang organik dimasukkan ke dalam tanah agar menjadi pupuk, yang anorganik diolah lagi, serta berbagai cara lainnya.
Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) ini juga diisi dengan pelatihan mendaur ulang sampa. Para ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok kelompok bank sampah memilah sampah dan mengkreasikan menjadi barang seni yang tepat guna. Menjadi aneka hiasan rumah tangga, barang rumah tangga dan barang-barang bernilai ekonomis lainnya.
"Pelatihan daur ulang sampah menjadi berkah ini memiliki banyak manfaat. Selain untuk mengurangi produktifitas sampah, juga merubah sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat. Barang hasil kreasi dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, juga bisa dijual pada event-event kegiatan yang diselenggarakan di setiap kelurahan," jelas Kepala DLHKP Kota Kediri, Didik Catur.
Didik mengatakan, untuk kegiatan tanam pohon, pihaknya telah menyiapkan sekitar 500 pohon dengan berbagai jenis. Pohon itu akan ditanam di berbagai titik wilayah kota, sehingga ke depannya bisa menjadi tanaman penyangga.
"Di Kediri, ada 500 pohon untuk penghijauan. Untuk cakarwesi ada sekitar 100 pohon, dengan jenisnya ada yang kalpataru, beringin, trembesi, pule, dan lain-lain," katanya.
Ia juga berharap, pohon yang ditanam ini ke depannya bisa tumbuh semakin bagus. Dengan itu, ke depannya bisa menyuplai oksigen, untuk kehidupan seluruh manusia. Selain itu, dengan penanaman pohon tersebut, akan semakin menambah ruang terbuka hijau di kota ini.
Kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah kepala satuan organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Kediri. Wali Kota juga melakukan penanaman pohon yang dilakukan secara simbolis, mengawali penanaman seluruh pohon untuk keperluan penghijauan.

Foto Kediri - Pelajar dari berbagai sekolah di Kota Kediri serta pegawai kebersihan DLHKP yang tergabung dalam pendekar sampah diajak melakukan penghijauan dengan menanam sebanyak 500 pohon di 20 titik sumber mata air. (Baca: Pendapat Pelajar Kediri tentang ‘Gombal Amoh’)
Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar ingin agar warganya yang tinggal di perkotaan agar sadar mau menanam pohon. Harapannya lingkungan akan semakin hijau untuk dapat dinikmati anak cucu ke depan.
"Semangatnya ini bukan hanya menghidupkan sumber, tapi lebih pada mengajak menyatukan gerakan pada masyarakat untuk membersihkan lingkungan sekaligus konvervasi," ucapnya di Sumber Cakarsi, Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Senin 18 Desember 2017.
[ads1]
Gerakan tanam pohon ini dalam rangka peringatan Hari Konservasi dan Bulan Menanam Nasional 2017. Di Cakarsi, para siswa juga melakukan pembersihan sumber, tempat berlangsungnya penghijauan.
"Saya berpesan kepada pemuda-pemudi supaya bisa menjaga bumi ini. Kita harus punya hitan kota, agar resapan air baik. Sebab, menjaga lingkungan, tentu tidak mampu hanya dilakukan oleh DLHKP, tetapi seluruh warga Kota Kediri, khususnya para pemuda," kata laki-laki yang kerap disapa Mas Abu ini.
Kepada seluruh masyarakat Kota Kediri, Mas Abu perpesan untuk menyediakan sedikt lahan untuk menanam tanaman di sekitar rumah. Tujuannya untuk menjaga kualitas udara tetap bersih dan mengandung banyak oksigen.
[ads1]
Wali Kota juga meminta partisipasi aktif dari masyarakat yang tidak boleh diam, tapi harus bersama-sama mengelola lahan agar semakin subur serta hijau. Caranya, dengan menanam aneka pohon, bahkan tidak harus tanaman berkayu, melainkan sayur juga boleh. (Baca: Peragaan Busana Buah dan Sayuran Meriahkan Meriahkan Germas Kota Kediri)
"Saya mengajak agar tidak boleh tinggal diam. Tidak hanya dinas lingkungan hidup, tapi warga juga harus menanam. Zaman dahulu, Indonesia bisa hijau. Di Papua, setiap orang lahir, gemar menanam. Saya rasa, walaupun Papua jauh, harus melakukan itu (Menanam pohon) untuk kehidupan yang lebih baik," katanya.
Di Kediri, kata dia, pemerintah dengan melibatkan berbagai pihak, juga berupaya agar daerah perbukitan semakin subur. Misalnya, di Gunung Klotok, Kediri. Sekitar 2009, di permukaan gunung itu masih berwarna cokelat, tapi kini sudah berwarna hijau, yang menandakan sudah banyak tanaman.
[ads1]
Ia juga berharap, di sekolah tanahnya lebih banyak ditanami rumput ketimbang diberi paving. Dengan itu, suasana sekolah akan terlihat lebih segar, sebab banyak tanaman hijaunya. (Baca: Desainer Ternama Jakarta Kagumi Tenun Ikat Kediri)
Mas Abu juga mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan seperti membersihkan saluran air, membuang sampah di tempat sampah, yang organik dimasukkan ke dalam tanah agar menjadi pupuk, yang anorganik diolah lagi, serta berbagai cara lainnya.
Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) ini juga diisi dengan pelatihan mendaur ulang sampa. Para ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok kelompok bank sampah memilah sampah dan mengkreasikan menjadi barang seni yang tepat guna. Menjadi aneka hiasan rumah tangga, barang rumah tangga dan barang-barang bernilai ekonomis lainnya.
"Pelatihan daur ulang sampah menjadi berkah ini memiliki banyak manfaat. Selain untuk mengurangi produktifitas sampah, juga merubah sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat. Barang hasil kreasi dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, juga bisa dijual pada event-event kegiatan yang diselenggarakan di setiap kelurahan," jelas Kepala DLHKP Kota Kediri, Didik Catur.
Didik mengatakan, untuk kegiatan tanam pohon, pihaknya telah menyiapkan sekitar 500 pohon dengan berbagai jenis. Pohon itu akan ditanam di berbagai titik wilayah kota, sehingga ke depannya bisa menjadi tanaman penyangga.
"Di Kediri, ada 500 pohon untuk penghijauan. Untuk cakarwesi ada sekitar 100 pohon, dengan jenisnya ada yang kalpataru, beringin, trembesi, pule, dan lain-lain," katanya.
Ia juga berharap, pohon yang ditanam ini ke depannya bisa tumbuh semakin bagus. Dengan itu, ke depannya bisa menyuplai oksigen, untuk kehidupan seluruh manusia. Selain itu, dengan penanaman pohon tersebut, akan semakin menambah ruang terbuka hijau di kota ini.
Kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah kepala satuan organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Kediri. Wali Kota juga melakukan penanaman pohon yang dilakukan secara simbolis, mengawali penanaman seluruh pohon untuk keperluan penghijauan.