Foto Kediri - Beberapa pemuda tampak sedang menaburkan benih jagung di lahan yang tidak terlalu luas di Desa Janti Kecamatan Wates Kabupata...

Foto Kediri - Beberapa pemuda tampak sedang menaburkan benih jagung di lahan yang tidak terlalu luas di Desa Janti Kecamatan Wates Kabupatan Kediri. Mereka merupakan pemuda dari beberapa desa yang sedang praktek pembudidayaan benih jagung di sekolah lapang.
“Saya terlibat di praktek langsung penanaman benih jagung ini karena saya ingin tahu tehnik yang sebenarnya,” kata Muhammad David dari Desa Batuaji, Kamis, 21 Desember 2017.
Keterlibatan pemuda seperti David di Sekolah Lapang yang diselenggarakan oleh Serikat Petani Kediri (Sepak) ini dinilai penting, sebab transfer pengetahuan teknik pembudidayaan benih jagung yang benar akan lebih mudah diserap oleh mereka yang masih belia dibandingkan orang yang berusia lanjut. (Baca: Secercah Harapan Petani Kediri dalam Pemuliaan Benih Jagung Sendiri)
“Saya minta ajak pula teman-temanya yang kalian anggap bersemangat untuk terlibat di Sekolah Lapang ini,” ujar Ibnu Syifa, Ketua Sepak saat briefing kepada peserta Sekolah Lapang.
[ads1]
Untuk tehnik pembenihan yang benar, selain dipilih benih jagung dengan varietas unggul tahan wereng (VUTW), diperlukan pula cara tanam yang benar. Baris tanah untuk penanaman jagung harus berlawanan dengan arah angin.
[caption id="attachment_533" align="aligncenter" width="640"]

Penanaman benih jagung menggunakan teknik 4:1, dimana setiap empat deret benih jagung, berisi satu deret benih jagung jantan dan tiga deret benih jagung betina. Setiap lobang untuk jagung jantan diisi dua biji dan untuk lobang jagung betina diisi tiga biji.
“Sebutan untuk jantan dan betina ini sebatas perlakuannya saja. Artinya jagung memang tidak memiliki jenis kelamin. Dengan memisahkan benih jagung jantan dan betina ini kami sebut penanaman syar’i,” kata Ketua Program Sekolah Lapang, Sepak, Rusdiana Aziz sembari berkelakar.
[ads1]
Menurut Rusdiana Aziz atau yang biasa disapa Yus ini, tehnik penanaman seperti ini belum diketahui banyak petani. Oleh sebab itu, peserta Sekolah Lapang diharap juga mentransfer pengalaman kepada kerabat terdekat dan petani lainnya. (Baca: Petani Kediri Keluhkan Pembelian Pupuk ke DPRD Jatim)
[caption id="attachment_534" align="aligncenter" width="640"]

Kepala Dusun Janti, Desa janti, Sudino menyambut positif kehadiran Sekolah Lapang di wilayahnya. Dirinya berharap hadirnya Sekolah Lapang bisa berdampakpositif bagi warganya. Sebab itu, dirinya mendukung Sekolah Lapang ini dengan merencanakan penyediaan lahan yang dimiliki untuk digunakan praktek.
“Saya ingin warga di Desa Janti mengetahui tehnik bertani yang benar, terlebih cara pembenihan jagung,” kata Sudino.
Sekolah Lapang ini terlaksana atas kemitraan antara Sepak dengan Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (Uniska). Pihak kampus sendiri mengaku akan terus membantu Sekolah Lapang. Mereka menurunkan timnya meninjau sekaligus monitoring proses pembenihan jagung.
“Terutama perlakuan yang benar pada pasca panennya,” kata Samudi, Dosen Pertanian Uniska saat mengunjungi praktek pembenihan jagung di Sekolah Lapang.
Oleh karena itu, Uniska sebagai lembaga pendidikan yang telah melakukan riset dari mulai proses produksi hingga riset pasca panen akan selalu mendampingi Sekolah Lapang. Ke depan, kemitraan pada pasca panen dilakukan dengan membuat Internal Control System (ICS) yang berfungsi sebagai kontrol benih sebelum dilepas ke pasar agar tidak muncul komplain dari konsumen.
“Saya malah berharap Sekolah Lapang ini tidak diselenggarakan di Desa Janti saja, bila perlu di desa-desa lainnya,” pungkasnya.