Foto Kediri - Curah hujan tinggi dalam seminggu terakhir di wilayah Kediri mengakibatkan puluhan rumah terendam air di Kecamatan Mojo. Gena...

Foto Kediri - Curah hujan tinggi dalam seminggu terakhir di wilayah Kediri mengakibatkan puluhan rumah terendam air di Kecamatan Mojo. Genangan air kini juga merendam puluhan hektar sawah di Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo,Kabupaten Kediri.
Hampir 65 Hektar sawah warga seolah berubah menjadi sungai karena banjir setelah tanggul sungai di wilayah itu jebol. Sawah yang tergenangi air masih terlihat sisa padi dan kotoran tanaman jagung .
Kepala Desa Putih, Basori mengaku, musibah ini terjadi sejak tiga hari terakhir. Air hujan merendam tanaman padi dan jagung petani. Kondisi ini diperparah dengan air kiriman dari Sungai Kresek, karena tanggul jebol. (Baca: Petani Kediri Keluhkan Pembelian Pupuk ke DPRD Jatim)
“Sudah seminggu ini air mulai merendam sawah, tapi siang ini yang paling parah 65 hektar terendam banjir. Semua sungai meluap dan tanggul jebol," kata Kepala Desa Putih, Basori.
[ads1]
Lahan pertanian di wilayah Desa Putih, terletak lebih rendah dari Sungai brantas. Otomatis jika musim hujan dengan intensitas tinggi, lahan pertanian Putih dipastikan terendam banjir. Air irigasi yang melimpah tidak dapat dibuang atau mengalir ke Sungai Brantas.
"Seperti ini bisa dilihat, hamparan sawah berubah menjadi lautan. Kami tidak bisa berbuat banyak karena volume air terus meningkat. Yang bisa kami lakukan hanya menutup tanggul jebol, itupun tidak bisa mengurangi air yang merendam sawah," kata Basori yang juga mantan staf di Pemkot Kediri ini.
Lahan pertanian yang terendam banjir ini umumnya ditanami padi. Usia tanaman berkisar antara 1 bulan ke atas. Tetapi ada pula yang baru proses pembibitan. Selain padi dan jagung, ada petani yang mengembangkan pertanian mina padi. Yaitu, bercocok tanam bersamaan dengan membudidayakan ikan. (Baca: Pembenihan Jagung Syar’i Ala Sekolah Lapang Sepak)
[ads1]
Menurut Basori, lahan sawah yang disulap menjadi mina padi seluas 300 ru (1 ru = 3.75 m x 3.75 m = 14.0625 m2). Petani membudidayakan ikan nila di antara tanaman padi. Tetapi usaha tersebut kini gagal, karena kebanjiran, dan ikan usia panen pun amblas.
“Banjir kali ini paling parah dari tahun-tahun sebelumnya. Lahan pertanian yang terendam lebih luas. Diperkirakan kerugian yang diderita petani berkisar ratusan juta rupiah," ujar Basori.
Sejak pagi hari warga berdatangan ke sawah untuk melihat kondisi pertanian mereka yang terendam banjir. Saefudin, salah seorang petani pemilik lahan sawah mengaku harus pasrah dan menunggu air yang menggenangi 1 hektar sawah miliknya, surut. (Baca: Secercah Harapan Petani Kediri dalam Pemuliaan Benih Jagung Sendiri)
"Pasrah mas kalau gini, memang gini setiap tahunnya, terutama kalau hujan deras dan lama, meskipun nantinya gagal panen," keluh Saefudin.