Oleh: Lam Yaim Darussalam Foto Kediri - Indonesia selain kaya akan sumber daya alam (SDA) ternyata juga kaya dalam hal Organisasi Kemasyara...
Oleh: Lam Yaim Darussalam

Foto Kediri - Indonesia selain kaya akan sumber daya alam (SDA) ternyata juga kaya dalam hal Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mencatat ada 325.887 organisasi kemasyarakatan (ormas) yang saat ini terdaftar dan memiliki badan hukum. Jumlah sebanyak itu akan semakin banyak dengan dimasukkannya Partai Politik (Parpol)
Ormas dan Parpol itu memiliki agenda rutin yang tidak bisa ditinggalkan. Sebut saja munas, muswil, musda, rakernas, rakerwil, dan rakerda. Hajatan rutin seperti rakernas,rakerwil dan rakerda biasanya dilaksanakan untuk membahas program yang bersentuhan dengan konstituen atau masyarakat. Pelaksanaannya pun kerap kali di hotel dengan biaya yang cukup tinggi.
Sepertinya tidak afdol jika tidak melaksanakan di hotel atau di gedung yang mewah, padahal tempat yang mewah itu tidak relevan dengan keadaan obyeknya. Masyarkat yang menjadi obyek pembahasan acara itu sebagian besar masih tinggal di tempat kumus, di gang-gang sempit dengan kondisi yang tidak layak. Yang di desa juga tak jauh mengenaskannya. Masih banyak masyarakat desa yang penghasilannya pas-pasan dan tempat tinggal yang bocor-sana bocor sini.
[ads1]
Memang masih ada ormas dan parpol yang idealis ketika melaksanakan acara itu di tempat-tempat sederhana. Namun banyak ormas kere akan tetapi gensian. Mereka tetap memaksa melaksanakan acara di tempat yang mewah seperti hotel, namun terlebih dahulu mencari donatur. Alasan yang kerap dikemukakan sangat klise. Dilaksanakannya hajatan di hotel dengan biaya tinggi karena mengundang pejabat penting. ”Masa mengundang pejabat kok tempatnya di Balai Desa, ya gak mungkin dong.”
Bagi ormas yang dan parpol yang gengsian namun minim duit dan koneksi tidak perlu galau, apalagi sampai membatalkan agenda rutin jika anggaran yang dimiliki sangat minim dan koneksi dengan donatur kaya sedikit. Teknologi sekarang memungkinkan sekali untuk melaksanakan acara seperti rakernas, rakerwil dan rakerda tanpa harus menggunakan hotel. Gengsi pun bisa tertutupi.
Acara-acara itu bisa dilaksanakan secara virtual. Aneh? Bukankah di jaman yang serba mengandalkan teknologi serba vitual? Belanja dan bertransaksi saja sekarang secara virtual. Bahkan sekarang ini ada virtual office. Sangat memungkinkan melaksanakan acara seperti rakernas, rakerwil dan rakerda secara virtual
Teknologi komunikasi seperti messenger memungkinkan untuk digunakan sebagai pelaksanaan acara seperti tersebut di atas. Sebut saja seperti aplikasi Whatsapp (WA). Aplikasi berbasis android yang sedang popular ini memungkinkan seseorang untuk saling terhubung dengan orang lainnya baik secara personal maupun kelompok. Apalagi di WA dilengkapi dengan fitur pengiriman pesan teks, panggilan suara dan video, gambar, dan media lainnya termasuk dokumen, serta lokasi pengguna. Ormas dan parpol kere namun gengsian bisa memanfaatkan WA untuk melaksanakan acara di atas. Cukup buat grup WA saja. Misalnya Grup Rakernas untuk acara rakernas.
[ads1]
Bagaimana Pelaksanaannya?
Dengan fitur yang cukup lengkap, WA cukup bisa mengakomodir kebutuhan acara seperti rakernas, rakerwil dan rakerda. Emoticon yang tersedia di dalamnya juga bisa digunakan untuk mewakili ekspresi dan isyarat peserta. Tentu saja syarat peserta adalah memiliki ponsel yang bisa diinstall WA.
Biasanya pada acara yang sebenarnya ketika peserta sedang memberikan applause kepada ketua panitia atau ketua organisasi, mereka memberikan tepuk tangan. Di WA peserta bisa melakukan itu dengan memposting emoticon tangan yang sedang bertepuk. Gambarnya ada di bawah ini.

Saat pembukaan acara, lagu kebangsaan atau mars organisasi cukup diunggah saja di grup WA, lalu peserta acara (anggota grup) menyanyikan di rumahnya masing-masing atau di tempat kerjanya. Menyanyinya boleh dikeraskan suaranya atau cukup di dalam hati. Kalau menyanyi di tempat kerja dan suaranya dikeraskan jika ada yang tanya, jawab saja tadi saya sedang menyanyi di pembukaan acara.
Bagi orang yang diberi tugas untuk meresmikan acara, orang tersebut biasanya membuka acara secara resmi dengan mengetok palu ke meja atau dengan memukul gong. Emoticon WA bisa digunakan sang petugas. Sayang WA tidak menyediakan emoticon gong. Unggah saja emoticon palu. Di bawah ini gambar emoticon palunya.

Kata sambutan dari ketua panitia dan ketua organisasi juga bisa dinikmati oleh peserta acara (anggota grup) di WA. Caranya, ketua panitia dan ketua organisasi mengetik naskah pidato di grup. Atau diketik terlebih dahulu kemudian diubah ke file PDF. Setelah itu diunggah di grup.
Jika ada seminar, nara sumber bisa menyampaikan gagasannya secara tertulis sebagaimana cara di atas atau melalui voice. Ketika sesi tanya jawab, bisa dilakukan kedua cara di atas. Narasumber dan moderator tidak perlu galau jika tidak mendapatkan honor. Panitia bisa memberikan honor secara virtual sebagaimana emoticon di bawah ini.

Pada acara yang sebenarnya biasanya ada coffee break. Peserta biasanya disediakan snack dan minuman oleh panitia. Seringkali snack yang disuguhkan adalah roti dan minumannya kopi dan teh. Di WA panitia bisa menyediakan coffee break secara virtual. Dapur WA bisa menyediakan roti, kopi dan teh. Unggah saja emoticonnya seperti di bawah ini.

Tibalah saatnya untuk istirahat karena acara telah larut malam dan dijadwalkan selesai untuk sesi itu. Peserta acara sudah waktunya tidur. Pasang saja emoticon di bawah ini.

Usai bangun tidur, bila peserta ada yang senam pagi. Pasang saja emoticon di bawah ini.

Panitia juga bisa menyediakan sarapan bagi untuk peserta. Pasang saja emoticon seperti di bawah ini.

Untuk panitia yang perlu memberitahu acara selanjutnya segera dimulai, panitia bisa mengunggah emoticon toa seperti di bawah ini.

Acara sidang komisi dan sidang paripurna juga bisa dilaksanakan di WA. Panitia bisa membagi anggota grup menjadi peserta di masing-masing sidang. Karena acara dilaksanakan melalui WA maka sidang komisi tidak bisa dilaksanakan bersamaan. Solusinya buat grup baru yang anggotanya peserta sidang tersebut atau di grup induk akan tetapi sidangnya digilir.
Biasanya sidang komisi dan sidang paripurna merupakan saat yang paling krusial. Terjadi adu argumentasi yang sangat alot antar peserta sidang. Tak jarang peserta sidang marah-marah bahkan hingga lempar kursi atau baku pukul. Di WA peserta sidang juga bisa marah-marah dan memukul peserta lain. Sayangnya WA belum menyediakan emoticon lempar kursi. Di bawah ini emoticon marah dan memukulnya.

Peserta sidang yang setuju bisa menuliskan ‘setuju’ atau memasang emoticon jempol ke atas seperti gambar di bawah ini.

Peserta sidang yang tidak setuju bisa menuliskan ‘tidak setuju' atau memasang emoticon jempol ke bawah seperti gambar di bawah ini.

Bila terjadi deadlock dalam pelaksanaan sidang dan ada yang walkout, peserta sidang bisa memasang emoticon seperti ini.

Bagaimana, WA bisa menjadi solusi bagi ormas kere dan gengsiaan namun bisa tetap bisa melaksanakan agenda rutin bukan? Silakan mencoba melaksanakan munas, muswil, musda, rakernas, rakerwil, dan rakerda via WA.

Foto Kediri - Indonesia selain kaya akan sumber daya alam (SDA) ternyata juga kaya dalam hal Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mencatat ada 325.887 organisasi kemasyarakatan (ormas) yang saat ini terdaftar dan memiliki badan hukum. Jumlah sebanyak itu akan semakin banyak dengan dimasukkannya Partai Politik (Parpol)
Ormas dan Parpol itu memiliki agenda rutin yang tidak bisa ditinggalkan. Sebut saja munas, muswil, musda, rakernas, rakerwil, dan rakerda. Hajatan rutin seperti rakernas,rakerwil dan rakerda biasanya dilaksanakan untuk membahas program yang bersentuhan dengan konstituen atau masyarakat. Pelaksanaannya pun kerap kali di hotel dengan biaya yang cukup tinggi.
Sepertinya tidak afdol jika tidak melaksanakan di hotel atau di gedung yang mewah, padahal tempat yang mewah itu tidak relevan dengan keadaan obyeknya. Masyarkat yang menjadi obyek pembahasan acara itu sebagian besar masih tinggal di tempat kumus, di gang-gang sempit dengan kondisi yang tidak layak. Yang di desa juga tak jauh mengenaskannya. Masih banyak masyarakat desa yang penghasilannya pas-pasan dan tempat tinggal yang bocor-sana bocor sini.
[ads1]
Memang masih ada ormas dan parpol yang idealis ketika melaksanakan acara itu di tempat-tempat sederhana. Namun banyak ormas kere akan tetapi gensian. Mereka tetap memaksa melaksanakan acara di tempat yang mewah seperti hotel, namun terlebih dahulu mencari donatur. Alasan yang kerap dikemukakan sangat klise. Dilaksanakannya hajatan di hotel dengan biaya tinggi karena mengundang pejabat penting. ”Masa mengundang pejabat kok tempatnya di Balai Desa, ya gak mungkin dong.”
Bagi ormas yang dan parpol yang gengsian namun minim duit dan koneksi tidak perlu galau, apalagi sampai membatalkan agenda rutin jika anggaran yang dimiliki sangat minim dan koneksi dengan donatur kaya sedikit. Teknologi sekarang memungkinkan sekali untuk melaksanakan acara seperti rakernas, rakerwil dan rakerda tanpa harus menggunakan hotel. Gengsi pun bisa tertutupi.
Acara-acara itu bisa dilaksanakan secara virtual. Aneh? Bukankah di jaman yang serba mengandalkan teknologi serba vitual? Belanja dan bertransaksi saja sekarang secara virtual. Bahkan sekarang ini ada virtual office. Sangat memungkinkan melaksanakan acara seperti rakernas, rakerwil dan rakerda secara virtual
Teknologi komunikasi seperti messenger memungkinkan untuk digunakan sebagai pelaksanaan acara seperti tersebut di atas. Sebut saja seperti aplikasi Whatsapp (WA). Aplikasi berbasis android yang sedang popular ini memungkinkan seseorang untuk saling terhubung dengan orang lainnya baik secara personal maupun kelompok. Apalagi di WA dilengkapi dengan fitur pengiriman pesan teks, panggilan suara dan video, gambar, dan media lainnya termasuk dokumen, serta lokasi pengguna. Ormas dan parpol kere namun gengsian bisa memanfaatkan WA untuk melaksanakan acara di atas. Cukup buat grup WA saja. Misalnya Grup Rakernas untuk acara rakernas.
[ads1]
Bagaimana Pelaksanaannya?
Dengan fitur yang cukup lengkap, WA cukup bisa mengakomodir kebutuhan acara seperti rakernas, rakerwil dan rakerda. Emoticon yang tersedia di dalamnya juga bisa digunakan untuk mewakili ekspresi dan isyarat peserta. Tentu saja syarat peserta adalah memiliki ponsel yang bisa diinstall WA.
Biasanya pada acara yang sebenarnya ketika peserta sedang memberikan applause kepada ketua panitia atau ketua organisasi, mereka memberikan tepuk tangan. Di WA peserta bisa melakukan itu dengan memposting emoticon tangan yang sedang bertepuk. Gambarnya ada di bawah ini.

Saat pembukaan acara, lagu kebangsaan atau mars organisasi cukup diunggah saja di grup WA, lalu peserta acara (anggota grup) menyanyikan di rumahnya masing-masing atau di tempat kerjanya. Menyanyinya boleh dikeraskan suaranya atau cukup di dalam hati. Kalau menyanyi di tempat kerja dan suaranya dikeraskan jika ada yang tanya, jawab saja tadi saya sedang menyanyi di pembukaan acara.
Bagi orang yang diberi tugas untuk meresmikan acara, orang tersebut biasanya membuka acara secara resmi dengan mengetok palu ke meja atau dengan memukul gong. Emoticon WA bisa digunakan sang petugas. Sayang WA tidak menyediakan emoticon gong. Unggah saja emoticon palu. Di bawah ini gambar emoticon palunya.

Kata sambutan dari ketua panitia dan ketua organisasi juga bisa dinikmati oleh peserta acara (anggota grup) di WA. Caranya, ketua panitia dan ketua organisasi mengetik naskah pidato di grup. Atau diketik terlebih dahulu kemudian diubah ke file PDF. Setelah itu diunggah di grup.
Jika ada seminar, nara sumber bisa menyampaikan gagasannya secara tertulis sebagaimana cara di atas atau melalui voice. Ketika sesi tanya jawab, bisa dilakukan kedua cara di atas. Narasumber dan moderator tidak perlu galau jika tidak mendapatkan honor. Panitia bisa memberikan honor secara virtual sebagaimana emoticon di bawah ini.

Pada acara yang sebenarnya biasanya ada coffee break. Peserta biasanya disediakan snack dan minuman oleh panitia. Seringkali snack yang disuguhkan adalah roti dan minumannya kopi dan teh. Di WA panitia bisa menyediakan coffee break secara virtual. Dapur WA bisa menyediakan roti, kopi dan teh. Unggah saja emoticonnya seperti di bawah ini.



Tibalah saatnya untuk istirahat karena acara telah larut malam dan dijadwalkan selesai untuk sesi itu. Peserta acara sudah waktunya tidur. Pasang saja emoticon di bawah ini.

Usai bangun tidur, bila peserta ada yang senam pagi. Pasang saja emoticon di bawah ini.

Panitia juga bisa menyediakan sarapan bagi untuk peserta. Pasang saja emoticon seperti di bawah ini.

Untuk panitia yang perlu memberitahu acara selanjutnya segera dimulai, panitia bisa mengunggah emoticon toa seperti di bawah ini.

Acara sidang komisi dan sidang paripurna juga bisa dilaksanakan di WA. Panitia bisa membagi anggota grup menjadi peserta di masing-masing sidang. Karena acara dilaksanakan melalui WA maka sidang komisi tidak bisa dilaksanakan bersamaan. Solusinya buat grup baru yang anggotanya peserta sidang tersebut atau di grup induk akan tetapi sidangnya digilir.
Biasanya sidang komisi dan sidang paripurna merupakan saat yang paling krusial. Terjadi adu argumentasi yang sangat alot antar peserta sidang. Tak jarang peserta sidang marah-marah bahkan hingga lempar kursi atau baku pukul. Di WA peserta sidang juga bisa marah-marah dan memukul peserta lain. Sayangnya WA belum menyediakan emoticon lempar kursi. Di bawah ini emoticon marah dan memukulnya.


Peserta sidang yang setuju bisa menuliskan ‘setuju’ atau memasang emoticon jempol ke atas seperti gambar di bawah ini.

Peserta sidang yang tidak setuju bisa menuliskan ‘tidak setuju' atau memasang emoticon jempol ke bawah seperti gambar di bawah ini.

Bila terjadi deadlock dalam pelaksanaan sidang dan ada yang walkout, peserta sidang bisa memasang emoticon seperti ini.


Bagaimana, WA bisa menjadi solusi bagi ormas kere dan gengsiaan namun bisa tetap bisa melaksanakan agenda rutin bukan? Silakan mencoba melaksanakan munas, muswil, musda, rakernas, rakerwil, dan rakerda via WA.