Foto Kediri - Jelang tahun baru 2018, penjual jagung mulai menjamur di Kota Kediri. Tidak hanya di Pasar Setono Betek, penjual jagung musim...

Foto Kediri - Jelang tahun baru 2018, penjual jagung mulai menjamur di Kota Kediri. Tidak hanya di Pasar Setono Betek, penjual jagung musiman juga tampak di pinggir Jalan Ir Sutami.
Di Pasar Setono Betek sendiri, komoditas jagung yang pada hari-hari biasa dijual di dalam pasar, pada Minggu 31 Desember 2017 tampak banyak yang menggelar dagangannya di luar. Beberapa pedagang memindahkan lapaknya ke trotoar di Jalan Sam Ratulangi.
Pantauan di lapangan, jelang perayaan tahun baru, jagung di Pasar Setono Betek diserbu pembeli. Penjual tampak kuwalahan melayani pembeli yang semakin berjubel. Meski harganya merambat naik, pembeli tak memusingkan harga. Yang penting jagung bakar bisa tersedia di acara pesta tahun baru.
“Sejak kemaren harganya sudah naik,” kata Syafi’i, pedagang jagung di Pasar Setono Betek, Minggu 31 Desember 2017. (Baca: Harga Cabe di Pasar Induk Pare Melonjak)
[ads1]
Dua hari sebelumnya harga jagung masih normal. Jagung dijual pedagang di kisaran Rp 4 ribu hingga 4.5 ribu per kilogram. Namun sekarang harga jagung telah naik menjadi Rp 6 ribu per kilogram. Naiknya harga jagung dipengaruhi tingginya permintaan menjelang perayaan tahun Baru.
Pengakuan Syafi’i ia mulai menggelar lapak sejak pukul 01.00 dini hari. Hingga pagi hari pukul 06.00 dirinya telah menjual jagung sebanyak 6 kwintal. Ia akan berjualan hingga pergantian tahun pada malam nanti. (Baca: Pembenihan Jagung Syar’i Ala Sekolah Lapang Sepak)
Syafi’ memperkirakan hingga nanti malam dirinya bisa menjual jagung sebanyak 12 kwintal. Ia memanfaatkan malam tahun baru untuk mendulang rupiah. Sebab, biasanya pada malam tahun baru banyak masyarakat yang berpesta dengan membakar jagung.
[ads1]
Laki-laki asal Desa Gobang Kecamatan Banyakan ini mengaku tidak khawatir dengan pasokan jagung. Sudah ada yang bersedia memasok jagung dari kawasan Wates bila sewaktu-waktu persediaannya menipis. Selain itu pasokan dari kawasan Mojo dan Semen telah bisa dipastikan pula.
Menurut syafi’I ada perbedaan kualitas komoditas jagung dari Wates dengan dari Mojo dan Semen. Jagung dari Wates lebih besar sebab tanah di kawasan itu sangat potensial menghasilkan jagung yang berkualitas.
‘Kalau soal rasa, jagung manis dari Wates, Mojo maupun Semen sama saja, sama-sama manisnya,” pungkasnya. (Baca: Secercah Harapan Petani Kediri dalam Pemuliaan Benih Jagung Sendiri)