Foto Kediri - Di Masjid Assakinah Perum Mojoroto Indah Kota Kediri usai menjalankan shalat berjamaah maghrib, empat anak keluar bergegas se...

Foto Kediri - Di Masjid Assakinah Perum Mojoroto Indah Kota Kediri usai menjalankan shalat berjamaah maghrib, empat anak keluar bergegas sembari berlari. Masing-masing anak itu berlari kencang seakan sedang adu cepat. Salah satu dari mereka yang berlari paling kencang itu memegang pilar teras masjis sembari teriak “Jumprit”.
Ternyata mereka membuat kesepakatan tanpa verbal untuk bermain jumpritan usai ibadah. Meski permainan itu hanya berlangsung singkat karena memang tidak direncanakan sebelumnya, keempat anak ternyata tidak asing dengan jumpritan. Padahal mereka tinggal di komplek perumahan kelas menengah di Kota Kediri.
Di Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, jumpritan masih dimainkan, meski tidak lagi banyak yang memainkannya. Permainan itu sudah mulai dilupakan oleh anak-anak akibat perkembangan desa. Mereka hanya memainkannya ketika sudah bosan dengan yang lainnya.
Muhammad Alfa pelajar SMK Negei 1 Kediri yang asal Desa Dukuh itu mengakui permainan jumpritan di desanya masih bertahan. Namun menurutnya permainan ini mulai tergerus ketika anak-anak di desa itu menggemari sepeda motor. Anak-anak kelas 5 Sekolah Dasar sudah pada bermain sepeda motor.
“Mereka memainkan jumpritan saat istirahat sekolah atau usai bermotor ria,” ujar Alfa.
Anak-anak itu, kata Alfa, memainkan jumpritan di sekolah dan usai sekolah. Di sekolah, mereka memainkan ketika jam istirahat. Sementara di luar jam sekolah, mereka memainkannya jika sudah tidak lagi bermain sepeda motor.
Dahulu kala, bukan hanya di desa, perminan jumpritan juga dimainkan anak-anak di pusat kota Kediri. Permainan ini nyaris tiap hari dimainkan anak-anak. Biasanya anak-anak memainkannya usai sekolah atau ketika waktu istirahat. Tidak ada tempat khusus yang digunakan untuk melakukan permainan ini, tapi biasanya menggunakan lokasi yang bisa digunakan menyembunyikan diri.
Jumpritan adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan permainan yang dikenal dengan petak umpet dalam bahasa Indonesia. Permainan yang satu ini memang terbilang meriah dan bahkan tak jarang membuat ketagihan.
Salah satu alasannya karena permainan ini bisa dilakukan oleh banyak orang dan tentunya membutuhkan kesabaran. Permainan ini benar-benar melatih kecerdikan, kecepatan dan kesabaran para pemainnya, terutama bagi si pemain penjaga.
Permainan jumpritan dimainkan oleh beberapa orang, dengan jumlah pemain sama banyaknya antara jumprit yang kesatu dengan jumprit yang kedua atau antara tugu yang kesatu dengan tugu yang kedua. Dalam permaian jumpritan, pemain yang kalah (biasanya lewat hom pim pa) diharuskan menjadi penjaga tugu.
Si pemain penjaga akan menutup matanya selama selama teman-temannya mencari tempat persembunyian. Anak-anak yang bersembunyi mengatakan "wis", yang artinya sudah. Nah, setelah itu, giliran si pemain penjaga yang bingung mencari tempat persembunyian teman-temannya.
Teman-temannya yang bersembunyi akan berusaha memagang tugu yang dijaga ketiga yang berjaga lengah. Namun ketika penjaga mengetahui dan mengejarnya sampai kena, sehingga yang dikejar dan kena akan kalah. Namun sebelum dia kena kok mau segera berpegang pada tugunya sendiri, maka dia akan aman. Dan ini bisa dilakukan bergantian antar kelompok kedua tugu tadi.
Dolanan ini bukan sekedar permainan biasa yang menyenangkan, menggembirakan, dan semarak. Namun ada hikmah atau filosofi dari permainan tersebut. Filosofi atau makna dari permainan jumpritan tersebut kurang lebih seperti ini. Siapa saja yang mau memegang tugu (pathokan) maka dia akan aman. Siapa saja yang mau berpegang teguh dan konsisten pada keyakinan (iman) makan dia akan bebas dari gangguan setan. Ini seperti janji Tuhan, siapa yang imannya teguh maka setan tidak akan berani menggoda sekaligus menjerusmuskan.
Namun bagi siapa saja yang tidak mau jumprit alias lepas dari keyakinan yang teguh maka dia akan mudah digoda setan. Siapa saja yang imannya lemah, dia akan mudah dikalahkan oleh setan. Pertanyaannya, sudah jumpritkah anda?