Foto Kediri - Biasanya yoyo dianggap permainan anak sekolah dasar. Oleh karena itu anggapan yang berkembang di tengah masyarakat, permaina...

Foto Kediri - Biasanya yoyo dianggap permainan anak sekolah dasar. Oleh karena itu anggapan yang berkembang di tengah masyarakat, permainan yoyo merupakan mainan anak-anak. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, sebab yoyo kini mulai banyak dimainkan orang dewasa.
Komunitas Yoyo Kediri contohnya. Yang tergabung dalam kelompok permainan lempar bandul ini rata-rata berusia remaja. Tidak banyak jumlahnya memang, jumlah keseluruhan dalam komunitas ini hanya 4 orang. Akan tetapi mereka eksis dan kerap mendemonstrasikan skillnya di tempat-tempat keramaian.
Sebagaimana ketika dua anggota mereka, Eka Nur Dafit Ali Sandra dan Aziz sedang mendemostrasikan kelincahannya memainkan yoyo di Taman Sekartaji, Kota Kediri, Jumat 29 Desember 2017. (Baca: Komunitas Komikers Kediri yang Karyanya Menginternasional)
[ads1]
Dua teman Dafit, Ali dan Sandra rencananya bergabung akan tetapi lantaran ada keperluan lain, mereka tidak bisa ikut. “Kami berdua aja, dua teman kami gak bisa ikutan,” kata Dafit.
Saat itu Dafit sedang memainkan teknik yang disebutnya trapeze (melipatkan tali yoyo dua hingga dua kali dan seterusnya. Semantara), Blind (menarik kembali yoyo ke tangan) dan Combo (menggabungkan trik-trik dasar). Sementara Aziz sedang mempraktekkan trik 2A (memainkan dua yoyo tingkat dasar).

Ternyata dalam permainan yoyo ini ada berbagai jenis divisi dan 300 lebih trik. Teknik dasar (throw) ini bisa dimulai dari menguasai A1 dan dilanjutkan ke A2 ,A3 ,A4 dan A5. “Permainan 1A, yaitu permainan dengan melemparkan yoyo ke bawah,” terang Dafit.
Lain lagi dengan permainan 2 A, jenis permainan tersebut biasanya menggunakan yoyo yang lebih pipih atau biasa disebut imperial. Dengan permainan tersebut, yoyo yang dilempar ke bawah bisa memutar hingga beberapa detik.
“Jenis yoyo ada tiga, yaitu respon, unrespon dan off string (tidak menggunakan tali),” jelasnya.
[ads1]
Permainan trik yoyo telah memicu adrenalin jiwa-jiwa muda seperti Dafit dan Aziz. Di komunitasnya keduanya terus setia bermain yoyo sambi mengisi waktu senggang. Bahkan permainan ini bisa digunakan untuk mendukung Marketing promotion di suatu perusahaan. Sayangnya perusahaan yang mengontrak Dafit ingkar janji.
“Saya ditipu salah satu perusahaan di Kediri yang mengajak kerjasama dengan saya,” kenangnya.
Kini yoyo sedang kembali pamornya. Ajang kontes maupun perlombaan yoyo mulai seriang digelar. Dafit sendiri ingin menguasai permainan yoyo hingga sampai expert. Dirinya berharap ada sponsor yang bersedia bermitra dengannya.
“Saya ingin juara dunia seperti Ahmad Kharisma,” harap Dafit. (Baca: Leburnya Cosplayer dalam Cinta Tokoh Imajiner di Cloveraction)

Permainan yoyo dinilai sebagai transformasi game lantaran dari tradisi kuno Yunani yang digunakan menyembah dewa pada masa sebelum masehi hingga menjadi permainan zaman now (kekinian) dengan trik dan teknik yang variatif.
Memang memerlukan ketekunan untuk menguasai berbagai trik dan teknik permainan ini. Dafit yang mahasiswa semester 7 STAIN Kediri ini mengaku telah menekuni permainan ini selama 2 tahun, sementara Aziz baru menekuninya sejak satu setahun lalu.
Baik Dafit maupun Aziz sepakat yoyo merupakan permainan yang dapat dilakukan sembari mengisi waktu luang, namun tetap memerlukan ketekunan. Yoyo juga bisa dimainkan sendirian ataupun berkelompok.
Dafit berharap permianan yoyo semakin banyak digemari anak-anak Kediri. Sebab permainan ini mampu merangsang motorik kasar dan motorik halus. Yoyo juga mampu menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Di samping itu pemain yoyo jarang keluyuran keluar rumah. Sebab bila terlanjur asik berlatih yoyo keinginan keluar rumah hilang. Ia sendiri menghabiskan waktu 6 jam dalam sehari berlatih yoyo di rumah.
Oleh karena itu ia tak lelah memperkenalkan yoyo di kalangan masyarakat Kediri. Berbagai event yang diadakan di Kediri dianggapnya kesempatan emas untuk memperkenalkan. Ia bersama komunitasnya mendemostrasikan kecakapannya di depan khalayak ramai. Event yang di adakan di Kediri Town Square dan yang diadakan oleh LDII ia manfaatkan pula. (Baca: OPK, Komunitas Game Mobile Legends yang Mengutamakan Kekompakan)
Yoyo hampir selalu dalam genggamannya. Dafit dan Aziz biasa memainkan sambil menunggu teman di suatu tempat. Bahkan saat ngobrol bersama teman-temannya di cafe, ia memanfaatkan waktu mengobrol sambil bermain yoyo.
https://www.youtube.com/watch?v=mg6UViTgrYk&feature=youtu.be