Foto Kediri - Intensitas hujan yang tinggi serta turun dengan deras dalam beberapa hari terakhir memicu terjadinya banjir di Dusun Pojok,...
Foto Kediri - Intensitas hujan yang tinggi serta turun dengan deras dalam beberapa hari terakhir memicu terjadinya banjir di Dusun Pojok, Desa Plemahan, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Senin 8 januari 2017.
Dua belas tahun silam, tepatnya 23 Maret 2006 air membanjiri sejumlah Desa di Kecamatan Mojokerep dan Pelemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Saat itu, banjir menggenangi Desa Plemahan, Mojoayu, Mojokerep dan Nginung.
Plemahan memang menjadi langganan banjir. Penyebabnya intensitas hujan membuat debit air di Kali Batang dan Kanal meninggi sehingga membuat meluap. Banjir ini merupakan langganan tahunan yang tak dapat dielakkan oleh warga desa. Hal ini dikarenakan lokasi desa yang terkepung diantara 2 kali besar, yaitu Kali Batang dan Kanal dan merupakan anak Sungai Konto.
“Kapasitas sungai tidak mencukupi sehingga meluber," Plt, Kepala Badan Penanggung Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Randi Agata, Senin 8 Januari 2018.
Meluapnya air hingga melubar ke jalan raya Plemahan. Parahnya, air yang meluaa turut merendam area persawahan.Hal itu mengakibatkan tananam padi milik para petani yang baru ditanam ikut terendam.
Kondisi itu diperparah tidak ada saluran air yang memedai di tempat itu. Luapan air dari persawahan sempat meremdam perumahan warga setempat setinggi mata kaki. Biasanya air yang meluber ke area persawahan cepat surut.
Memang setiap kali hujan lebat mengguyur kawasan tersebut selalu tergenang air. Walaupun banjir tidak terlalu parah, namun akibat yang ditimbulkan minimal membuat penumpukan kendaraan di jalan itu.
Di sisi lain, genangan air memang ada juga yang diakibatkan tanggul jebol seperti di Desa Gampengrejo. Di sana, penanganan darurat memakai karung untuk menutup sementara tanggul yang ambrol dan semua pekerjaan oleh swadaya warga setempat.
Namun dipastikan air meluber di area Dusun Pojok, Desa Plemahan akibat hujan meningkatkan debit air sehingga melebihi tampung sungai.
"Nanti akan kami koordinasikan bersama intansi terkait untuk menindaklanjuti kejadian ini seperti alternatif normalisasi dan lainnya," ucapnya.
Intensitas hujan juga mengakibatkan banjir di Kecamatan Papar. Yaitu di Desa Papar, Janti, Kepuh, dan Pohjajar. Banjir merendam rumah warga dan menenggelamkan ratusan hektar sawah di empat desa. Ketinggian air bervariasi antar 50 centimeter hingga satu meter di jalan-jalan desa.
Banjir akibat meluapnya Sungai Tempuran di Desa Papar, yang merupakan titik pertemuan empat sungai dari wilayah Kecamatan Pagu, Kayen Kidul, dan Plemahan. Banjir mulai masuk rumah-rumah warga pukul 00.00 dini hari. Hingga saat ini di sebagian wilayah yang terendam banjir mulai surut.
Menurut Kapolsek Papar AKP Jupri Watratan, pihaknya masih melakukan pendataan. Belum diketahui pasti jumlah rumah warga yang terendam banjir. Namun diperkirakan mencapai ratusan rumah.
Sebagian warga masih membersihkan dan mengevakuasi barang dan perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi. Menurut warga, daerah mereka menjadi langganan banjir hampir setiap tahun.
Dua belas tahun silam, tepatnya 23 Maret 2006 air membanjiri sejumlah Desa di Kecamatan Mojokerep dan Pelemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Saat itu, banjir menggenangi Desa Plemahan, Mojoayu, Mojokerep dan Nginung.
Plemahan memang menjadi langganan banjir. Penyebabnya intensitas hujan membuat debit air di Kali Batang dan Kanal meninggi sehingga membuat meluap. Banjir ini merupakan langganan tahunan yang tak dapat dielakkan oleh warga desa. Hal ini dikarenakan lokasi desa yang terkepung diantara 2 kali besar, yaitu Kali Batang dan Kanal dan merupakan anak Sungai Konto.
“Kapasitas sungai tidak mencukupi sehingga meluber," Plt, Kepala Badan Penanggung Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Randi Agata, Senin 8 Januari 2018.
Meluapnya air hingga melubar ke jalan raya Plemahan. Parahnya, air yang meluaa turut merendam area persawahan.Hal itu mengakibatkan tananam padi milik para petani yang baru ditanam ikut terendam.
Kondisi itu diperparah tidak ada saluran air yang memedai di tempat itu. Luapan air dari persawahan sempat meremdam perumahan warga setempat setinggi mata kaki. Biasanya air yang meluber ke area persawahan cepat surut.
Memang setiap kali hujan lebat mengguyur kawasan tersebut selalu tergenang air. Walaupun banjir tidak terlalu parah, namun akibat yang ditimbulkan minimal membuat penumpukan kendaraan di jalan itu.
Di sisi lain, genangan air memang ada juga yang diakibatkan tanggul jebol seperti di Desa Gampengrejo. Di sana, penanganan darurat memakai karung untuk menutup sementara tanggul yang ambrol dan semua pekerjaan oleh swadaya warga setempat.
Namun dipastikan air meluber di area Dusun Pojok, Desa Plemahan akibat hujan meningkatkan debit air sehingga melebihi tampung sungai.
"Nanti akan kami koordinasikan bersama intansi terkait untuk menindaklanjuti kejadian ini seperti alternatif normalisasi dan lainnya," ucapnya.
Intensitas hujan juga mengakibatkan banjir di Kecamatan Papar. Yaitu di Desa Papar, Janti, Kepuh, dan Pohjajar. Banjir merendam rumah warga dan menenggelamkan ratusan hektar sawah di empat desa. Ketinggian air bervariasi antar 50 centimeter hingga satu meter di jalan-jalan desa.
Banjir akibat meluapnya Sungai Tempuran di Desa Papar, yang merupakan titik pertemuan empat sungai dari wilayah Kecamatan Pagu, Kayen Kidul, dan Plemahan. Banjir mulai masuk rumah-rumah warga pukul 00.00 dini hari. Hingga saat ini di sebagian wilayah yang terendam banjir mulai surut.
Menurut Kapolsek Papar AKP Jupri Watratan, pihaknya masih melakukan pendataan. Belum diketahui pasti jumlah rumah warga yang terendam banjir. Namun diperkirakan mencapai ratusan rumah.
Sebagian warga masih membersihkan dan mengevakuasi barang dan perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi. Menurut warga, daerah mereka menjadi langganan banjir hampir setiap tahun.