Fashion Tenun Ikat Bandar Kota Kediri. - Foto: merdeka.com Foto Kediri - Siti Ruqoyah, perempuan setengah baya ini merupakan salah s...
Fashion Tenun Ikat Bandar Kota Kediri. - Foto: merdeka.com |
Foto Kediri - Siti Ruqoyah, perempuan setengah baya ini merupakan salah satu penggiat dan pengrajin kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Tenun ikatnya telah dipamerkan oleh desainer ternama Didit Maulana pada fashion show tema Dhoho Street Fashion 3rd di Taman Sekartaji, 14 Desember 2017 lalu. (Baca: Bersantai Sambil Menikmati Wifi Gratis, Datang ke Taman Sekartaji)
Sosok dibalik penggiat tenun ikat Kediri itu adalah Siti Ruqoyah, perempuan setengah baya Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Ata ketekunannya tenun ikat karyanya mulai dikenal luas. Tak mengherankan bila banyak orang senang menimba ilmu pembuatan kain tenun ikat kepadanya.
Menurut Siti, awal ia menekuni usaha ini hanya berupa sarung goyor dengan motif lurik saja. Namun pada tahun 70-an, motifnya semakin beragam dengan adanya mesin menenun. Namun, hadirnya mesin tenun ini membuat khawatir penenun konvensional.
Ia mencoba mencari ide dan mulai berkreasi membuat tenun yang tidak bisa dibuat dengan mesin, Tenun ikat Bandar Kidul inilah hasilnya. Seiring berkembangnya zaman, motif juga semakin dikreasikan agar produknya bisa dinikmati masyarakat dengan nyaman.
Sebagaimana diwartakan bisniskini.com, Siti juga membina perempuan di sekitarnya menjadi penenun yang handal. Perjuangan Siti dan sejumlah pengrajin lain di Kelurahan Bandar Kidul ini memang tak mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan. Dalam menuju eksistensinya, pengembangan bisnis mereka sempat bangkrut tatkala terdampak krisis ekonomi pada tahun 1998.
Akibatnya, jika pada masa Orde Baru ada 200an pengrajin serupa di kawasan tersebut, maka karena terdampak krisis moneter dan berbagai gejolak ekonomi global pada saat ini hanya tersisa puluhan pengusaha.
Meski demikian, Siti Ruqoyah tidak pernah putus asa. Perempuan ramah ini tetap bekerja keras dan penuh semangat dalam mencari nafkah.
“Dulu saat awal membuka usaha ini, saya dan suami hanya mengantongi modal senilai Rp500.000. Namun, kerja keras kami berbuah manis hingga saat ini menghasilkan omzet ratusan juta rupiah per bulan,” kata Siti Ruqoyah, pelopor Kain Tenun Ikat Bandar Kidul, di Kota Kediri, Sabtu 6 Januari 2017.
Perempuan mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi itu kini berhasil menjadi perintis Tenun Ikat asal Kediri yang melegenda. Dari tangan dinginnya, perempuan inspiratif ini sukses menciptakan lapangan pekerjaan baru, bagi 90 orang lebih tetangga di sekitar rumahnya.
Dari binaannya selama ini, perempuan murah senyum ini ikut memberdayakan warga setempat sebagai pekerja. Mulai dari pengangguran, petani, pelajar, serta ibu rumah tangga.
“Bahkan nenek berusia 80 tahun hingga remaja belasan tahun, juga kami latih membuat kain tenun ikat. Sampai sekarang, sejumlah karyawan yang termasuk pekerja borongan ini tetap setia bersama kami dan ikut melestarikan warisan budaya lokal Kediri,” katanya.
Siti Ruqoyah menjadi salah satu penggiat dan pengrajin kain tenun ikat yang membuat kain tenun kini menjadi ikon Kota Kediri. |
Melihat perkembangan kain tenun ikat khas Kediri, Pemerintah Kota Kediri pun tak tinggal diam. Mereka menunjukkan apresiasi besar atas usaha para pengrajin tenun ikat Bandar Kidul ini.
Melalui sejumlah pihak terkait, pemda setempat mendukung penuh pengembangan tenun ikat ini. Hingga akhirnya, bermunculan usaha serupa dan digawangi oleh generasi muda asal Kediri.
Siti berterima kasih kepada pemerintah yang selalu memfasilitasi mereka agar tenun ikat ini bisa dikenal tidak hanya di Tanah Air tapi sampai ke mancanegara."Pemkot selalu memfasilitasi kita di berbagai pameran di mana saja sampai tenun ikat Bandar Kidul saat ini dikenal hingga luar negeri," ujarnya.
Melalui Ketua Tim Penggerak PKK sekaligus Ketua Dekranasda Kota Kediri, Ferry Silviana Abu Bakar dukungan pemerintah kian pasti. Ferry selalu memberikan dukungan dan motivasi. Hal itu diwujudkannya dengan mendorong Kelurahan Bandar Kidul sebagai destinasi wisata Kampung Tenun Ikat yang kini telah menjadi ikon Kota Kediri.
“Kelurahan Bandar Kidul, sebagai destinasi wisata Kampung Tenun Ikat diyakini dapat mengobati rasa penasaran masyarakat. Tepatnya, mereka yang belum tahu tentang bagaimana cara membuat kain tenun ikat khas Kediri,” katanya.
Di samping itu, Pemkot Kediri juga membuka kesempatan bagi para pengrajin kain tenun ikat untuk berpartisipasi di berbagai pameran, baik di tingkat lokal hingga di luar negeri. Bahkan pada Februari 2018, tenun ikat Bandar Kidul akan dipamerkan di Benua Amerika. (Baca: Desainer Ternama Jakarta Kagumi Tenun Ikat Kediri)
“Tak hanya itu, Jepang juga mulai melirik tenun ikat Kediri untuk diaplikasikan pada pakaian kimono,” katanya.
Pihaknya percaya, potensi generasi muda di Kota Kediri ini dapat membantu pemda setempat, dalam rangka menumbuhkan ekonomi masyarakat di daerah. Mereka sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi warga yang membutuhkan.
Sementara itu, artis ibukota serta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Arumi Bachsin, ikut bangga dengan eksistensi kain tenun ikat khas Kediri. Dalam pagelaran fashion show berbagai produk unggulan Kediri ini, dia berharap, agar agenda fashion show tersebut dapat digelar setiap tahunnya.
“Dengan demikian, anak muda di Indonesia dapat semakin terinspirasi bahwa batik maupun kain tenun ikat semacam ini pantas mereka kenakan sebagai pakaian sehari-hari,” katanya. (Baca: Arumi Bachsin Belajar Tenun Ikat Kediri)
Alhasil, dari berbagai upaya pihak terkait dan dukungan pemda setempat, kini Siti Ruqayah dan para pengrajin tenun ikat kediri bisa tersenyum lebar. Karena hasil karya mereka yang inovatif tersebut, sudah mampu diapresiasi oleh Bangsa Indonesia dan bangsa lain di penjuru dunia.