Polresta Kediri dan Satpol PP Razia ODGJ. - Foto: Merdeka.com Foto Kediri - Di kota-kota Jawa Timur (Jatim) Polisi bersama Satpol PP gen...
![]() |
Polresta Kediri dan Satpol PP Razia ODGJ. - Foto: Merdeka.com |
Foto Kediri - Di kota-kota Jawa Timur (Jatim) Polisi bersama Satpol PP gencar merazia orang gila menyusul maraknya kasus penyerangan dan ancaman diduga orang gila terhadap pemuka agama akhir-akhir ini.
Di Kota Kediri, petugas berhasil mengamankan tiga Orang Dengan Gangguan Jiwa ODGJ. Mereka adalah Semi (gangguan psikotik dan terlantar), Supini (memiliki Keluarga) alamat Jalan Dokter Saharjo RT 06 RW 01 Kelurahan Sukorame, Kota Kediri dan NN (psikotik/tidak dapat di ajak komunikasi/terlantar).
Ketiganya selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial Kota Kediri untuk pendataan dan penangan lebih lanjut. Sebelumnya petugas melaksanakan penyisiran dimulai dari Jalan Dokter Saharjo-Terminal Kediri-area GOR Jayabaya, perempatan Bandar Ngalim-Alun alun Kota Kediri-Jalan Patimura-TMP Kota Kediri dan Dinsos Kota Kediri di Kelurahan Semampir.
Kasat Sabhara Polresta Kediri, Riko Saksono mengatakan, razia sebagai upaya menciptakan situasi aman dan kondusif setelah terjadi huru-hara dugaan teror terhadap tokoh agama. "Razia ini sebenarnya kegiatan rutin. Kita ingin wilayah hukum Polresta Kediri aman," ujarnya, Jumat 23 Februari 2018. (Baca: Dua Kiai Ponpes Al Falah Kediri Diteror)
Sehari sebelumnya, Polres Lamongan dan Dinas Sosial Kabupaten Lamongan dibantu Satpol PP juga berhasil menjaring 3 orang gila. Razia gabungan ini dilaksanakan di dua kecamatan yakni Lamongan dan Sukodadi.
Salah satu penderita gangguan jiwa yang terjaring dibawa ke Dinas Sosial kemudian dilanjutkan untuk dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. “Kami bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Lamongan melakukan razia terhadap orang-orang gila yang berkeliaran di jalanan,” kata Kabag Humas Polres Lamongan, IPTU Sunaryono, Kamis 22 Februari 2018.
Menurut Sunaryono, razia orang gila dilakukan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan mereka untuk kepentingan tertentu yang membuat resah masyarakat, termasuk terkait isu-isu penyerangan yang belakangan bikin heboh.
“Saya tegas menyampaikan bahwa tidak ada itu penyerangan-penyerangan,” ujarnya.
Selain dengan Dinas Sosial, Sunaryono menyatakan pihaknya juga melakukan kerjasama dengan TNI terutama di tingkat Komando Rayon Militer (Koramil) untuk bersama-sama memberikan pengamanan terhadap simbol agama maupun tokoh agama. (Baca: Lelaki Pengancam Kiai Ponpes Al- Falah Meracau Saat Diperiksa )
Sementara itu di hari yang sama, jajaran Polres Malang Kota bersama Satpol PP berhasil menjari 8 orang gila. Razia dilakukan di sejumlah kawasan seperti di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Letjen S. Parman, Jalan Ahmad Yani Yani dan sekitaran kawasan Stasiun Blimbing.
"Ada 8 orang yang berhasil kita amankan. Orang gila yang diamankan diserahkan ke Dinas Sosial Kota Malang. Kita juga lakukan pemeriksaan kesehatan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan," ujar Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Malang Kota, Kompol Dodot Dwiyanto Kamis 22 Februari 2018 siang.
Dodot mengaku operasi orang gila ini juga didasari perintah dari Mabes Polri mulai 22 hingga 28 Februari 2018. Razia ini dilakukan untuk mengatasi masalah keamanan dari gangguan orang gila.
Meski tak menyebut terkait ancaman dan penyerangan terhadap tokoh agama, Dodot mengaku keberadaan orang gila di Kota Malang kerap meresahkan masyarakat. Guna mencegah peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh orang gila, pihaknya akan gencar melakukan operasi dalam beberapa hari ke depan.
"Kami akan menyebar, dan bergantian ke beberapa lokasi. Kita semua, tentu berharap, kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga. Untuk itu, melalui operasi ini, aktivitas masyarakat bisa terus terjaga dan kondusif," pungkasnya.
Isu memanfaatkan orang gila dengan cara memprogram otak mereka untuk bisa digunakan mengancam dan menyerang pemuka agama pun berhembus santer di tengah masyarakat. Isu kemudian viral di grup WA. Tak pelak isu itu membuat masyarakat resah
Sebulan terakhir memang terjadi insiden meresahkan di sejumlah daerah di Jatim. Pertama terjadi perusakan masjid di Tuban pekan lalu. Beberapa hari kemudian, seorang ulama Pengasuh Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, KH Hakam Mubarok dikabarkan diserang orang tak dikenal. Terbaru, tersiar kabar ancaman kepada kiai dan masyaikh lingkungan Pesantren Al Falah Ploso, Kediri. (Baca: Satpol PP Tampung Orang Gila yang Kabur )