Lokasi tebing longsor di Sungai Ngobo, Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat 16 Februari 2018 –...
![]() |
Lokasi tebing longsor di Sungai Ngobo, Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat 16 Februari 2018 – Dok. BPBD Kabupaten Kediri |
Foto Kediri - Sungai Ngobo, Gunung Payung, Dusun Sumberglatik, Desa
Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri memakan korban jiwa. Tiga
orang tewas dan empat orang mengalami luka tertimpa tebing yang longsor Jumat,
16 Februari 2018.
Musibah longsor di Sungai Ngobo terjadi sekitar pukul 04.45
WIB. Kelima korban itu penambang pasir tradisional di aliran sungai tersebut.
Saat musibah terjadi, para korban sedang bekerja mencari pasir. Para korban
yang terluka dibawa ke rumah sakit, sedangkan yang tewas kini sudah dibawa
pulang.
Ketiga korban yang tewas adalah Seno (30) dan Andik (35)
keduanya warga Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten dan Sugiyanto (35),
warga Desa badek Sepawon, Kecamatan Plosoklaten.
Sedangkan korban yang luka adalah Mur (34) Desa Sepawon,
Kecamatan Plosoklaten, Sulis, Desa
Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten, Samsul (24) Desa Sumberagung, Kecamatan
Plosoklaten, dan Iksan Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daeah (BPBD) Kabupaten
Kediri, Randi Agata mengatakan, diduga masih ada korban lain yang belum
ditemukan, yaitu, Narji, warga Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten. Petugas
hingga kini masih berupaya melakukan perncarian korban.
“Pencarian hanya menggunakan alat manual, jadi membutuhkan
waktu. Kami berupaya keras untuk mencarinya,” katanya.
Randi menjelaskan aktivitas penambangan pasir itu yakni
menggali tebing sungai Ngobo yang merupakan area pertambangan pasir secara
tradisional. Para penambang mencari pasir persis dibawah tebing setinggi
puluhan meter tersebut.
"Korban tewas tertimbun tanah longsor saat mencari
pasir di sekitar lokasi kejadian," tuturnya.
Randy juga menyebut, lokasi penambangan itu ilegal. Di
sepanjang sungai tersebut, warga banyak beraktivitas menambang pasir dari sisa
material Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut). Penambangan pasir
itu dilakukan secara tradisional.
Selain menimpa korban jiwa, material tanah bercampur pasir
tersebut, juga menimbun tiga truk penambang pasir. Saat ini, warga sudah
berhasil mengevakuasi truk tersebut. Kondisinya rusak parah akibat tertimbun
pasir tersebut.
Sebelumnya, musibah juga pernah terjadi di sekitar daerah
tersebut, namun tidak ada korban jiwa. Hanya ada sejumlah kendaraan milik
penambang yang terkena tanah longsor. Musibah itu juga tidak membuat warga jera
untuk menambang pasir.
Pihaknya juga berharap, dengan kejadian ini warga tidak lagi
menambang pasir. Mereka bisa mencari alternatif pekerjaan lainnya yang tidak
berisiko mengancam jiwa.
"Belajar dari kejadian ini, terlebih lagi saat ini
memasuki penghujan yang bisa memicu tanah longsor, kami berharap tidak
melakukan penambangan," kata Randy.