Foto Kediri - Kerajaan Kahuripan yang merupakan cikal-bakalnya Kediri dan Jenggala dihadirkan dalam event Kolosal Tradisi Kahuripan (...
Foto Kediri - Kerajaan Kahuripan yang merupakan cikal-bakalnya Kediri dan Jenggala dihadirkan dalam event Kolosal Tradisi Kahuripan (KTK) pada Dies Natalis ke-11 Sanggar Teater IA SMAN Kandat, Kabupaten Kediri. Gelaran ini diselenggarakan selama tiga hari 16-18 Februari 2018.
Pembina Sanggar Teater IA, Yustyono Fatoni mengatakan, tema Kerajaan Kahuripan dalam KTK ini karena perlu melurusakan sejarah mainstream. Sebab kerajaan tersebut yang selama ini ditulis orientalis tidak sebagaimana yang ia fahami.
Versi pelurusan sejarah ini akan dipentaskan secara epik oleh anak-anak dari Sanggar Teater IA, Sabtu 27 Februari 2018. “Perlu pembetulan sejarah yang sengaja dibelokkan penulis orientalis,” kata Fatoni, Sabtu, 27 Februari 2018.
Penampilan anak-anak sanggar teater yang didirikan sejak tahun 2007 itu menceritakan bersatunya Kediri yang semula terancam perpecahan gara-gara kesalahpahaman. Epos sejarah yang diceritakan merupakan titik tengah yang dituliskan sejarawan dengan kaum spiritualis.
Menurut Fatoni, pada penampilan anak didiknya dikisahkan Raja Dharmakusuma memiliki dua anak dari pernikahannya dengan Rata Dharmadewi dari Bali. Anak pertama bernama Santika Mahadewi (Calon Arang) dan anak kedua bernama Airlangga.
Diramalkan kerajaan Kahuripan bakal pecah. Oleh karena itu Santika tidak ingin meguasai kerjaan. Ia mengalah pergi ke lereng Gunung Kelud. Sepeninggal Raja Dharmakusuma, tahta dipegang oleh Airlangga.
“Singkat cerita, Ratna Manggali putri Santika ingin menemui Airlangga. Akan tetapi di tengah perjalanan dicegat dan diusir oleh prajurit kerajaan. Ketidaktahuan prajurit, bahwa yang diusir adalah putri Santika, yang notabene keponakan Airlangga, ingin dibuktikan sendiri oleh ibunya (Santika red),” katanya.
Santika, kata Fatoni menemui Airlangga. Sama dengan putrinya, dirinya diusir pula oleh prajurit kerajaan. Santika pun mengeluarkan ilmu pamungkas Aji Tantra Bhirawa. Ilmu ini sejatinya ilmu suci, akan tetapi ketika dikeluarkan dalam kondisi amarah, hasilnya adalah bencana alam yaitu petir yang menyambar.
Mengetahui munculnya ilmu itu, Airlangga menduga kakaknya telah hadir. Sebab, hanya Santika yang menguasai ilmu itu. Untuk meredam amarah, ia bertanya pada Betara Guru yaitu Empu Bharada. Solusinya Ratna Manggali harus dinikahkan dengan anak angkatnya Empu Bharada.
“Pernikahan ini menyatukan kembali dua saudara yang lama terpisah dan terancam permusuhan,” ucapnya.
Pesan utama dari kisah Kahuripan ini menurut laki-laki yang membina teater sejak tahun 2009 ini adalah, potensi perpecahan bangsa bisa diselesaikan secara bersama. Hal itu dibuktikan sendiri oleh Fatoni pada gelaran event ini. Banyak pegiat di Kediri yang turut membantu untuk suksesnya acara ini. Padahal ia hanya mengabari saja.
“Bersatunya seniman, budayawan, pegiat UMKM, pemerintah dan masyarakat, bareng-bareng melibatkan diri mensukseskan acara ini,” ungkapnya.
Fatoni yakin, bila antar elemen masyarakat bersatu ditambah dengan bersatunya pemerintah-masyarakat, maka persoalan di Kediri menjadi ringan. Sayangnya harapan ini perlu upaya yang lebih intensif untuk mewujudkannya.
“Saya meyakini masyarakat Kediri bisa bersatu kembali dan menjauhkan perpecahan karena sejarah selalu berulang-ulang,” ucapnya.
Event KTK juga menampilkan Lukisan Jimbe. Ada pula digelar panggung musik patrol, slanker, segara, tissue toilet. Selain itu ditampilkan pula barong, jaranan, monolog dan penampilan sastrawan Kediri, Cak Ju.