Aktivitas tambang pasir mekanik ilegal di aliran lahar Gunung Kelud. – Dok: Polres Blitar Kota Foto Kediri - Pasca tewasnya 4 orang p...
![]() |
Aktivitas tambang pasir mekanik ilegal di aliran lahar Gunung Kelud. – Dok: Polres Blitar Kota |
Foto Kediri - Pasca tewasnya 4 orang penambang pasir yang tertimbun tanah longsor Sungai Ngobo, aliran lahar Gunung Kelud, Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, kini aktivitas penambangan dihentikan.
Anggota Polsek Plosoklaten pun memasang tanda larangan menambang pasir di sekitar lokasi tanah longsor. Mereka memasang banner berisi larangan tersebut dipasang di pohon-pohon jalan masuk menuju pertambangan pasir rakyat.
“Area longsor sangat berbahaya untuk aktivitas pertambangan pasir,” ujar Kapolsek Plosoklaten, AKP Suharsono Sabtu 24 Februari 2018 sebagaimana diwartakan tribunjatim.com. (Baca: Longsor di Sepawon, 3 Penambang Pasir Tewas)
Selain itu, lanjut Suharso, pihaknya mengedukasi warga setempat khususnya para penambang pasir agar tidak melanggar batas wilayah bahaya ketika mencari pasir. Mengumpulkan sebagian penambang pasir dan sopir truk pasir agar menyadari resiko pekerjaannya.
“Tetap utamakan keselamatan diri diatas segalanya,” jelasnyacapnya.
Muhammad Mustofa, kepala Desa Wonorejo Trisulo, membenarkan adanya larangan aktifitas penambangan itu. Namun begitu, warga telah mulai kembali mencari pasir di pertambangan pasir rakyat.
Padahal dirinya juga telah menghimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan jika tetap harus menambang. Hal itu supaya tidak ada lagi korban jiwa dalam musibah tanah longsor di tebing Sungai Ngobo.
“Tetap ada aktivitas penambangan pasir, lagipula warga telah menggantungkan hidupnya dari mencari pasir,” jelasnya. (Baca: Satu Lagi Korban Longsor Sepawon Ditemukan)
Dikatakan Mustofa, dirinya meminta warga yang mencari pasir agar menjauh dari bekas lokasi tanah longsor. Kepada penambang dirinya menyebutkan area sungai Ngobo berada dalam zona bahaya untuk aktivitas pertambangan pasir.
“Ada larangan area berbahaya yang tidak boleh ditambang,” bebernya.
Sebelumnya, pihaknya bersama lintas paguyuban penambang pasir rakyat di kawasan aliran lahar Gunung Kelud mengadakan pertemuan di Balai Desa Wonorejo Trisulo.
Pertemuan itu membahas pasaca musibah kejadian tanah longsor yang merenggut empat korban jiwa. “Pada intinya adalah keselamatan warga saat beraktivitas di lokasi pertambangan pasir,” tegasnya.(Baca: Dua Rumah di Banyakan Tertimbun Tanah Longsor)