Proses evakuasi korban tebing longsor di kawasan pertambangan pasir rakyat, Sungai Ngobo, aliran lahar Gunung Kelud - Foto: Surya F...
![]() |
Proses evakuasi korban tebing longsor di kawasan pertambangan pasir rakyat, Sungai Ngobo, aliran lahar Gunung Kelud - Foto: Surya |
Kasi Humas Polsek Plosoklaten Kediri Bripka Mayanto Fajar mengatakan, ebelumnya dari 8 orang korban (3 tewas dan 4 terluka) dan satu orang belum diketemukan. Korban ditemukan tewas di kedalaman satu meter dari timbunan material tanah longsor.
"Korban ditemukan (Sunardi) meninggal dunia dan langsung dimakamkan hari ini juga," ujar Bripka Mayanto, Sabtu, 17 Februari 2018.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Randi Agata, mengatakan proses pencarian melibatkan ratusan orang yang dimulai di titik kumpul Balai Desa Wonorejo Trisulo, pukul 07.00 WIB, Sabtu 17 Februari 2018.
Tim mulai menyusuri aliran sungai di sekitar lokasi kejadian. Akhirnya, Tim SAR berhasil menemukan korban dalam kondisi tewas tertimbun material tanah longsor.
"Korban Sunarji telah ditemukan meni
nggal," tutur Plt, Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Randi Agata.
Randi menjelaskan ketika ditemukan korban dalam kondisi telentang terkubur material tanah longsor sedalam sekitar satu meter. Adapun jenazah korban yang merupakan warga Dusun Ngrangkah, Desa Sepawon telah dievakuasi dari lokasi kejadian tanah longsor.
"Jenazah korban ditandu menuju mobil untuk dievakuasi ke titik aman," ucapnya.
Menurut Randi, aktivitas penambangan pasir di kawasan sungai lahar Gunung Kelud bersifat ilegal. Pihaknya sudah berulangkali memperingatkan, termasuk memasang rambu tanda bahaya.
Namun karena menyangkut perekonomian masyarakat, peringatan bahaya itu seringkali diabaikan. "Aktivitas penambangan pasir ini ilegal. Meskipun demikian para penambang menggunakan peralatan manual," ujarnya.
Longsor di wilayah Dusun Sumberglatik, Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten terjadi Jumat 16 Februari 2018 dini hari. Setelah semalaman terguyur hujan deras, tebing watu gandul setinggi puluhan bahkan sampai 100 meter ambrol.
Sebanyak 8 orang penambang pasir dan 3 unit truk terkubur. Tiga korban tewas, yakni Andik Setiawan (33), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten (sopir truk); Ponco Suseno (30), warga Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten (kuli pencari pasir); dan Sugianto (33), warga Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten (kuli pencari pasir), ditemukan tewas.
Sedangkan empat orang lainnya, yakni Muryanto (34), warga Desa Margourip, Kecamatan Ngancar (kuli pencari pasir); Sulis (24), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten (kuli pencari pasir); Samsul Hadi (24), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten (kuli pencari pasir); dan Ihsan Safii, warga Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten (sopir truk), dalam keadaan luka luka.
Dengan ditemukannya Sunardi, korban tewas dipastikan menjadi empat orang.