Foto Kediri - Literasi tradisional dianggap aman dari potensi hoax. Meski keberadaannya memprihatinkan lantaran masyarakat lebih menggema...
Foto Kediri - Literasi tradisional dianggap aman dari potensi hoax. Meski keberadaannya memprihatinkan lantaran masyarakat lebih menggemari model literasi digital, toh ada saja pegiat bidang ini yang masih menekuni aktivitas mulia ini.
Sebut saja Sukarni warga Dusun Gentor, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Ia berkeliling keluar masuk kampung dan naik turun gunung mengajak masyarakat Kediri gemar membaca.
Sebagaimana diwartakan Surya, sudah 7 tahun Sukarni menjadi pegiat literasi. Dalam keseharian Sukarni suka blusukan keluar masuk kampung dan naik turun gunung mendatangi simpul masyarakat menawarkan buku bacaan.
"Saat ada gerakan penghijauan di pegunungan kami bawakan buku-buku bacaan," ungkapnya kepada Surya di Kelurahan Tinalan, Kota Kediri, Selasa 27 Februari 2018 . (Baca: Aplikasi Perpustakaan Digital 'E-Pusda' Sudah Bisa Diunduh)
Termasuk cara mengajak masyarakat gemar membaca yang dilakukannya membawa motor box perpustakaan mendatangi lokasi di mana di situ ada keramaian. "Kami tidak terikat wilayah, dimana ada keramaian kami siap datang membawa koleksi buku-buku," ungkapnya.
Untuk menunjang aktivitasnya, Sukarni menggunakan sepeda motor bantuan yang dilengkapi dengan box khusus guna mengangkut buku koleksinya. Sebelumnya ia menggunakan motor butut yang dilengkapi dengan obrok.
"Ini lika liku perjuangan untuk mengajak masyarakat gemar membaca. Dengan membaca kita menjadi pintar," katanya.
Ia juga mengkampanyekan gerakan membaca berupa slogan-slogan tulisan pada poster yang ia pasang pada samping kiri dan kanan box. Slogannya bertuliskan "Membaca Dapat Merusak Kebodohanmu" dan "Beri Makan Otakmu Baca Buku".
Sukarni mengisahkan, semula berjalan dengan kemampuannya sendiri. Kemudian sejak pertengahan tahun lalu dirinya mulai bergabung dengan jaringan literasi nasional. Sejak dirinya bergabung mulai banyak mendapatkan bantuan sumbangan buku dan majalah.
Malahan karena keuletannya dalam mengajak masyarakat untuk gemar membaca Sukarni bersama rekannya dari Jombang mendapatkan bantuan inventaris sepeda motor yang telah didesain khusus untuk membawa box untuk membawa buku.
"Kami kebagian dapat sepeda motor, ada rekan di daerah lain yang mendapat bantuan kuda atau perahu," ungkap pria yang akrab disapa Cak Ni.
Seluruh aktifitasnya untuk mengajak masyarakat gemar membaca biayanya dari kantongnya sendiri. Dengan cara demikian, ia keluar masuk kampung juga membawa buku bacaan untuk anak-anak dan ibu rumah tangga.
"BBM untuk operasional motor ya beli dari uang saya sendiri," ungkapnya.
Di rumahnya, Sukarni juga membuat perpustakaan mini di salah satu ruangan rumahnya. Perpustakaan diberi nama rumah Baca Kedai Ilmu Harmoni dengan jumlah koleksi sekitar 1.500 judul buku. Buku koleksinya campuran untuk semua kalangan.
Ruangan dengan ukuran 3 x 3 meter khusus untuk memajang buku. Tempat membaca disiapkan di seluruh ruangan serta gazebo yang ada di halaman rumah. Dari pantauannya selama ini masih ada rasa optimisme terkait minat baca masyarakat dan anak-anak.
"Meski sudah banyak buku -buku elektronik dan bacaan di internet masih banyak masyarakat yang ingin membaca buku-buku. Sayangnya masih belum semua buku berkualitas sesuai harapan masyarakat," ungkapnya.