Foto: perikanankedirikab Foto Kediri - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri menyelenggarakan International Betta Compettions, di Conve...
![]() |
Foto: perikanankedirikab |
Foto Kediri - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri menyelenggarakan International Betta Compettions, di Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Jumat 2 Maret 2018. Festival ikan ini mengawali rentang Hari Jadi Kediri ke 1214.
Penyelenggaraan festival kali ini digelar pameran aquascape, pameran ikan hias, seminar dan pelatihan bursa ikan konsumsi dan olahan ikan. Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno mengatakan Festival ikan yang digelar selama 3 hari mulai 2-4 Maret 2018 selain memperkenalkan potensi ikan hias Kabupaten Kediri.
“Juga menjadi sarana promosi produk olahan UMKM berbahan Baku ikan ke masyarakat luas sehingga meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap ikan,” katanya.
Pada hari pertama diselenggarakan kontes Betta Splendens atau Ikan Cupang. Conte bertajuk International Betta Compettions sudah yang ke-5 kalinya. Kontes diikuti peserta dari penjuru Nusantara. Peminatnya, bahkan dari mancanegara, Amerika Serikat, Taiwan dan Singapura.
"Pesertanya juga ada dari luar negeri, Amerika Serikat, Taiwan dan Singapura dan masih perjalanan menuju ke tempat kontes," ungkap Ir Sarjana, Ketua panitia 5th Kediri Betta Contest, 2 Maret 2018.
Sarjana mengatakan, pada pelaksanaan kontes betta yang kelima ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun lalu panitia memakai standard nasional, untuk saat ini mereka menggunakan Internasional Betta Congress (IBC).
"Betta Contest ini pertama kali menggunakan standard Internasional Betta Congress (IBC)," bebernya.
Digunakannya standar ini kerena di Kediri banyak perekayasa atau pembudidaya benih ikan Betta. Pihaknya telah mempersiapkan sebanyak 500 akuarium ikan Cupang yang dilombakan. ujarnya.
Dipaparkannya, perbedaan standard nasional Betta Contest hanya penampilan ikan yang diutamakan. Meliputi, mulai dari bentuk ikan tidak boleh gemuk, sirip ikan harus sempurna berbentuk bundar 180 derajat. Apabila, tidak memenuhi kriteria dipastikan tidak boleh ikut kontes.
“Sehingga, dengan standard nasional maka dikuatirkan banyak peserta yang berpotensi melakukan manipulasi ikan. Misalnya, sirip ikan itu dirapikan memakai alat potong supaya penampilannya sempurna,” bebernya.
Namun kriteria dalam kontes standard IBC ini lebih mengutamakan kombinasi warna pada ikan Betta. Tidak diperkenankan rekayasa pada ikan (Disalon). Apabila ada yang ketahuan terbukti mempermak ikan, secara otomatis gugur atau didiskualifikasi dan itu sangat tidak diperkenankan.
"Standard IBC itu adalah ikan alami dari hasil pembudidayaan," jelasnya.
Dalam kegiatan bergengsi ini pihaknya melibatkan juri profesional yang sudah terverifikasi standard IBC. Adapun jurinya berasal dari Jakarta dan Jambi.
Dengan diselenggarakannya kontes ini bisa mendorong pembudidaya ikan Betta agar menghasilkan ikan yang lebih variatif. Kedepannya diharapkan ditangan pembudidaya di Kediri dapat memunculkan ikan Betta yang lebih bervariasi.
"Jadi Kediri ini banyak pembudidaya ikan cupang hias adanya kontes ini dapat memacu mereka untuk menghasilkan ikan Betta standard IBC," pungkasnya.
Adapun ketegori yang diperlombakan, kelas reguler, dark atau ligth solid colour. Longfin Doubletail, Crowntail, Shortfin Singletail (Show Plakat) dan Giant.
Optional Classes yakni Female, untuk kelas Junior meliputi Junior Longfin Singletail (Halfmoon), Junior Doubletail, Junior Crowntail, Junior Shortfin Singletail, Junior Giant.
Kelas From and Finnage yaitu Longfin Singletail (Halfmoon/ Halfmoon Big Ear), Doubletail (Longfin and Shortfin), Crowntail dan Shortfin Singletail (Show Palkat/ Plakat Big Ear).
Di hari kedua kontes Ikan Koi menyemarkkan festival ikan itu. Sebanyak 204 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ikut dengan jumlah ikan koi yang dilombakan mencapai 700 ekor.
"Peserta berasal dari berbagai penjuru Nusantara di Indonesia, seperti Kalimantan, Sumatera, Jogjakarta, Bandung, Jakarta, Surabaya, Kediri dan masih banyak lagi," kata Ketua Koi Club Kabupaten Kediri, Sahrul Munir.
Syahrul mengatakan, ada berbagai jenis ikan koi yang dilombakan. Antara lain, ikan koi kohaku, tancho, asagi, shusui, bekko doitsu, koromo, goshiki, hikari mujimono, ki utsurimono, dan kinginrin.
Sahrul berharap, dengan adanya festival koi ini mampu mengangkat pamor ikan koi sendiri, mampu mengangkat harga jual ikan. Festival ini juga menjadi penyemangat dari para pembudidaya ikan koi dalam menggeluti pekerjaan di dunia perikanan ini.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Nur Hafid, dalam festival lomba ikan koi ini ada beberapa kriteria yang dinilai, yakni mulai dari ukuran, warna, corak, dan kesehatan ikan.
Dinas Perikanan bersama panitia bekerja sama dengan juri berstandar internasional untuk menilai iklan yang dilombakan. Ada delapan orang juri yang dipersiapkan. Mereka akan dibagi menjadi dua kelompok untuk menilai ikan dari kriteria yang ditentukan.
"Acara ini untuk meningkatkan kualitas ikan, juga sebagai promosi bagi masyarakat untuk lebih menggemari ikan koi. Mengingat prospek ikan koi sangat bagus. Sehingga mampu meningkatkan perekonomian para penghobi ikan koi," ujarnya.
Di hari yang sama gelar produk perikanan mendapat antusias luar biasa dari pengunjung. Terlihat pengunjung memadati setiap stand yang tersedia. Stand Wisata Kampung lele menjadi idola masyarakat yang ingin merasakan kelezatannya.
Di stand Wisata Kampung Lele menjual berbagai macam menu olahan, seperti Sate lele, nugget lele, sempol lele dan lain-lain. Harga setiap menu juga bervariasi, pastinya tidak sampai merogoh saku dalam-dalam alias murah.
Sate lele satu porsi hanya dijual Rp. 15.000, sempol dan nugget satu porsi hanya Rp. 5.000, ada pula bakso lele yang tak kalah lezatnya. Bisa dimakan ditempat juga bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Hari ini, merupakan hari terakhir Festival ikan Kabupaten Kediri. Dihimbau masyarakat bisa memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mengetahui aneka ikan dan ikut merasakan produk olahan berbahan dasar ikan.