Festival Brantas 2016 masyarakat Desa Sisir, Kota Batu Foto Kediri - Meskipun tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun ...
![]() |
Festival Brantas 2016 masyarakat Desa Sisir, Kota Batu |
Foto Kediri - Meskipun tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun Sungai Brantas bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri bisa mengembangkannya menjadi potensi ekonomi dari sektor pariwisata.
Sebagaimana diwartakan Radar Kediri, upaya yang perlu dilakukan salah satu bentuknya adalah melalui Festival Sungai Brantas. Diharapkan, festival yang digulirkan Pjs Walikota Kediri, Jumadi itu bisa menjadi agenda tahunan yang mampu untuk menarik minat para wisatawan untuk datang ke Kota Kediri.
“Ini festival bisa kolaborasikan. Ada dimensi ekonomi, dimensi budaya, religi, sehingga agenda tahunan ini jadi kualitas kehidupan kota ini, apakah pertumbuhan, apakah pengangguran bisa turun, apakah kemiskinan juga cepat turun,” kata dia saat berkunjung ke Jawa Pos Radar Kediri, Rabu 28 Februari 2018. (Baca: Pita Sutra Kuning Sungai Brantas dengan Tumpukan Sampah yang Tersangkut)
Menurut Jumadi, festival tersebut bisa merupakan rangkaian kegiatan budaya yang diselenggarakan lebih dari satu hari. Tujuannya, selain untuk memperkenalkan budaya dan sejarah Sungai Brantas kepada masyarakat luas, festival tersebut sekaligus diharapkan mampu mengundang wisatawan dari luar kota.
“Festival ini bisa menjadi ikon pariwisata Kota Kediri,” sambung Jumadi.
Untuk bisa mewujudkan ikon tersebut, harus ditunjang dengan infrastruktur yang memadai. Misalnya, keberadaan hotel dan akses menuju Kota Kediri yang mudah. Karena, tanpa ada hotel dan akses yang memadai, wisatawan enggan tinggal di Kota Kediri.
Dikatakan Jumadi, sektor jasa merupakan satu-satunya potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kota Tahu ini. Oleh karena itu sektor ini harus dikembangkan lagi. Apalagi telah didukung pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM) yang bagus, bahkan melebihi provinsi. Termasuk inflasi tahun lalu yang juga masih bisa dikendalikan.
Menurutnya, sektor perhotelan harus menjadi prioritas pemerintah. Selanjutkan industri kreatif dinilai memiliki potensi yang masih sangat besar. “Industri kreatif ini bisa menjadi penopang ekonomi Kota Kediri yang memang bergantung pada sektor jasa,” ujar lelaki yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur itu.
Potensi lain yang perlu ditingkatkan lagi sektor kesehatan. Jumadi mencontohkan, selama ini banyak orang yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan premium memilih untuk pergi ke luar negeri, terutama Singapura. Padahal, daerah-daerah juga memiliki potensi untuk menggarap sektor kesehatan.
Apa yang harus dilakukan? Caranya dengan menyediakan layanan kesehatan eksekutif. Hanya, layanan itu tidak akan menggunakan beban anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) ataupun anggaran pendapatan belanja nasional (APBN).
“Ini sesuai dengan pemikiran Pakde Karwo (gubernur Jawa Timur, Red) yang meminta agar daerah tidak terus bergantung pada APBD dalam pembangunan. Kalau membangun daerah pakai APBD itu sudah biasa. Tapi kalau tanpa APBD, itu baru luar biasa,” katanya.
Layanan kesehatan eksekutif tersebut bisa dilakukan dengan menggandeng perusahaan swasta atau murni mengandalkan pada biaya dari perseorangan. Namun, layanan eksekutif ini jangan sampai mengganggu layanan kesehatan masyarakat kelas bawah. “Masyarakat yang tidak mampu tetap harus mendapatkan layanan gratis dari pemerintah,” sambungnya.
Jumadi berkunjung ke kantor Jawa Pos Radar Kediri (JPRK) di Gampengrejo didampingi Kabag Humas Pemkot Kediri Apip Permana. Jumadi yang tiba sekitar pukul 14.30 tersebut hadir dalam rangka silaturahmi dengan jajaran manajemen Jawa Pos Radar Kediri, yang disambut langsung oleh Direktur JPRK Tauhid Wijaya dan Manajer Iklan JPRK Chafid Suyuti. (Baca: Kediri Diupayakan Jadi Tuan Rumah Festival Panji)