Ribuan pelajar memperagakan tari topeng 'Penthul Marucul' di area monumen Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Minggu 25 Mare...
![]() |
Ribuan pelajar memperagakan tari topeng 'Penthul Marucul' di area monumen Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Minggu 25 Maret 2018 - Foto: Antara |
Foto Kediri - Sekitar 1.500 pelajar tingkat sekolah dasar hingga SMP di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengikuti kegiatan tarian tradisional khas Kediri. Tarian topeng ini rangkaian puncak Hari Jadi Kabupaten Kediri Ke-1.214 yang digelar di Simpang Lima Gumul (SLG), Minggu 25 Maret 2018.
Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno menyambut baik banyaknya partisipasi warga. Tarian massal ini adalah satu dari beragam kegiatan hari jadi Kabupaten Kediri ke-1.214. Apalagi semakin banyak komunitas warga ikut terlibat memeriahkannya.
“Acara hari jadi ini melibatkan semua elemen. Ada banyak sekali acara, selain tarian, ada juga ‘Skate board’ dan BMX. Komunitas-komunitas juga punya acara, sehingga ini bertambah ramai,” kata dia. (Baca: Hari Jadi Kediri, Pengunjung Serbu Stand Job Fair dan UMKM)
Untuk peringatan hari jadi kali ini tampil duplikasi prasasti Harinjing berkat pembacaan isinya. Narasi dibacakan dalam bahasa Sanksekerta yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Prasasti Harinjing atau Sukabumi mencatat tentang cara menguasai letusan Gunung Kelud. Upaya pertama dan tertua tercatat mengatasi lahar Kelud adalah pembangunan sudetan Sungai Konto ke Sungai Harinjing (Serinjing) di Desa Siman Kecamatan Kepung, Kediri.
Prasati kerangka tahun 921 masehi yang diperkirakan dibuat era Tuladong itu memuat informasi pembangunan bendungan dan saluran sungai yang keduanya dibangun tahun 804 M. Kanal buatan itu dikenal sebagai Sungai Harinjing.
Ketua Panitia Acara Hari Jadi Kabupaten Kediri Joko Susilo mengharapkan hari jadi Kabupaten Kediri menjadi momentum semangat Bhagawanta Bhari sebagai titik tolak Kediri lebih makmur. Beragam kegiatan juga digelar termasuk mengadakan pameran UMKM.
Bhagawanta Bhari sendiri merupakan seorang tokoh spiritual dari belahan Desa Culanggi. Kediri bisa tampil seperti sekarang ini setelah dia mendapatkan penghargaan dari Sri Maharaja Rake Layang Dyah Tuladong. Nama Kediri ditetapkan pada 804 Masehi.
Ia berharap, dengan kegiatan ini seluruh sektor di masyarakat juga bisa lebih bergerak. Roda perekonomian masyarakat juga bisa baik, sebab mereka bisa promosi beragam produknya.
“Kami memanfaatkan kegiatan ini untuk menggerakkan kalangan UMKM di Kabupaten Kediri,” jelasnya.
Menurut Joko, kegiatan tarian ini juga sengaja digelar sebagai upaya meningkatkan semangat anak-anak agar mereka menjadi lebih tahu tentang kebudayaan. “Ini dalam rangka ‘Uri-uri’ budaya, makanya kami melibatkan anak-anak mulai kecil, agar tahu. Mereka tidak terkontaminasi pada hal yang tidak baik,” kata Joko.
Sebelum acara tarian kolosal, ada prosesi puncak hari jadi di kantor Pemkab Kediri. Setelah upacara selesai, acara dilanjutkan dengan tarian kolosal yang diikuti para pelajar di kabupaten ini. Tarian yang dibawakan adalah tarian tradisional, misalnya tari Bambyongan. Setelah tari Gambyongan disusul tari Kucingan, Kediren dan Penthul Merucul yang melibatkan ratusan penari.
Para penari dengan rombongan mereka tampil dari tiga sisi secara bersamaan. Setelah sampai di karpet merah penari penari beraksi dengan gerakan atraktif secara bersama-sama. Yang menarik ada tugu manusia bersusun tiga ditampilkan para penari.
(Baca: Perayaan Tahun Baru, Warga Berebut Tumpeng Tahu Raksasa)
Sepuluh penari membuat lingkaran kemudian tiga penari lainnya naik ke pundak penari di bawahnya. Selanjutnya satu penari naik lagi ke pundak ketiga penari. Penari yang berada paling atas memainkan Gunungan Wayang dengan gerakan enerjik.
Atraksi ini mendapat aplaus penonton yang menyaksikan dari balik pagar. Penonton sangat antusias dengan kegiatan tersebut, namun tidak sampai menggaggu proses kegiatan, sebab panitia telah memberi batasan pintu pagar agar penari bisa tetap menari dengan bebas.
Kegiatan tersebut digelar di area Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri. Selain dihadiri Bupati Kediri Haryanti dan pejabat di bawahnya, juga berbagai tamu undangan lain misalnya pegiat seni, guru. Acara tersebut juga berlangsung dengan lancar, hingga selesai.
(Baca: Ayo Ke Festival Ikan SLG, Hari Ini yang Terkahir )