Salah satu adegan dalam Film Sekala Niskala - Foto: oreisnobody.com Foto Kediri - Film Sekala Niskala (The Seen and Unseen) telah mel...
![]() |
Salah satu adegan dalam Film Sekala Niskala - Foto: oreisnobody.com |
Foto Kediri - Film Sekala Niskala (The Seen and Unseen) telah melalang buana ke kancah internasional. Di Indonesia setelah hadir berbagai kota besar, kini Kota Kediri mendapat giliran menikmati tayangan karya sutradara perempuan Indonesia, Kamila Andini.
Film ini diputar di Golden Theatre pada Rabu 28 Maret 2018 dimulai pukul 19.00 wib dengan harga tiket Rp. 35 ribu. Acara nonton bareng pun dipenuhi penonton. Seluruh bangku penonton terisi penuh yang mayoritas kawula muda. Kisahnya haru, iringan musiknya bikin merinding.
Adhi Kusumo dari komunitas Layar Hindie mengatakan, nonton bareng, film Sekala Niskala yang diputar khusus di Golden Theatre ini memang tidak masuk jadwal tayang reguler. Karena filmnya tidak diputar secara reguler di gedung bioskup Golden, sehingga komunitas Layar Indie memutar sendiri, mencari penonton sendiri sehingga film Sekala Niskala dapat diputar di Golden
Pemutaran ini bagian dari kegiatan promo dan edukasi kepada generasi muda tentang karakter film dan sosok sutradara serta tentunya film yang berkualitas. (Baca: Halo Lanyar Tancap, Apa Kabarmu di Jaman Now?)
“Merupakan edukasi bagi para penonton, untuk lebih tahu siapa Kamila Andini sebagai sutradara film Sekala Niskala. Supaya mereka mempunyai pengetahuan lebih sebelum memutuskan untuk menonton film akan diputar pada rabu besok, Tanggal 28 Maret,” kata Adhi.
Film Sekala Neskala sebenarnya telah diputar serentak pada bulan ini, di bioskop seluruh Indonesia. Namun di Kediri sendiri, film tersebut tak mendapat tempat jadwal tayang reguler.
“Akhirnya, kami dari Komunitas Layar Hindie didukung komunitas film lainnya sepakat untuk mengadakan pemutaran khusus. Ya sayang aja kalau terlewat, film yang penuh makna ini tak bisa dinikmati teman-teman di Kediri,” ungkapnya.
Sebelumnya telah digelar nonton bareng film Sekala Niskala bertempat di Fresh Co – Working Space berada di Jl. Raya Soekarno Hatta Kabupaten Kediri, Jumat 23 Maret 2018 malam. Sejumlah anak muda di Kediri menikmati pemutaran film ini. Pemutaran ini dipandu dua narasumber, Adhi Kusumo dan Danu Suhendro dari kalangan jurnalis.
Hanna Humairah, panitia nonton bareng komunitas Layar Indie Kediri mengakui, animo penonton yang menyaksikan film sangat luar biasa. Karena tempatnya terbatas, panitia membatasi pembelian tiket hanya 135. Tiket nonton bareng ini dijual Rp 35.000.
"Film Sekala Niskala memang menarik karena menang di berbagai festival luar negeri seperti Hongkong, Jerman dan Prancis. Sehingga kami ingin memutar filmnya di Kediri," jelasnya.
Dikutip dari suryamalang.com, film Sekala Niskala merupakan film dengan latar cerita budaya dan adat di Pulau Bali. Kisahnya berawal dari bocah kembar Tantri, perempuan yang diperankan Thali Titi Kasih dan Tantra, cowok yang diperankan Gus Sena.
Anak kembar cowok dan cewek di Bali menjadi simbol keseimbangan. Suatu ketika Tantra jatuh sakit dan hasil diagnosa dokter menderita radang di otaknya sehingga hari-harinya banyak dihabiskan dengan berbaring di rumah sakit.
Kondisi itu membuat saudari kembarnya Tantri menghadapi kenyataan tidak bisa bermain lagi bersama saudara kembarnya. Kondisi itulah yang membuat Tantri dan Tantra sering terbangun tengah malam karena tidak dapat tidur nyenyak. Mereka terbawa dalam lamunan.
Tantri sangat ingin saudara kembarnya sembuh sehingga dapat bersama lagi. Selain menjalani pengobatan medis di rumah sakit, keluarga juga melakukan upaya kearifan lokal seperti menanam padi dan mendatangi tempat persembahyangan.
Tantri malahan mengajak Tantra bermain sambung ayam. Kedua saudara kembar itu kemudian melakukan permainan sambung ayam dengan memakai kostum janur dan mengecat tubuhnya layaknya ayam. Adegan ini juga mengundang tawa penonton, dengan tangan masih menancap selang infuse, Tantra bermain sambung ayam.
Namun prosesi sambung ayam ini masih belum mampu menyembuhkan penyakit Tantra yang kondisinya semakin lemah. Tantri kemudian melakukan upaya lagi dengan cara permainan monyet, hanya saja upayanya masih belum mampu mengobati saudara kembarnya.
Di luar dugaan acara nonton bareng film Sekala Niskala ini mendapat sambutan antusias masyarakat. Seluruh bangku terisi penuh yang mayoritas anak-anak muda.
Anggun salah satu penonton memberikan apresiasi pemutaran film Sekala Niskala karena ceritanya membikin haru. "Kisah film ini bikin haru sampek nangis, namun sayang akhir ceritanya belum tahu," ungkapnya.
Sedangkan Bayu penonton lainnya mengungkapkan, iringan musik dari film Sekala Niskala mengingatkan pada film bertema magis dan horor. Padahal tidak ada adegan horornya. "Saya sempat merinding juga," ujarnya.
Aryo juga berpendapat film besutan sutradara Kamila Andini banyak mengangkat kearifan lokal yang mewarnai khasanah budaya Indonesia. "Dari film Sekala Niskala kami banyak mengetahui adat dan buadaya masyarakat Bali," ungkapnya.
Usai acara nonton bareng, panitia juga membagikan bingkisan bagi penonton yang mampu menjawab pertanyaan. Bingkisannya berupa merchandise seperti tas dan topi.
Komunitas Layar Indie Kediri bakal menggelar kegiatan serupa dengan film independen lainnya. Acaranya bakal digelar di cafe atau nobar di kampung