Foto: Koran Memo Foto Kediri - Dewan Kesenian Malang (DKM) aktif menggelar pameran kesenian, mulai dari pameran seni lukis hingga pame...
![]() |
Foto: Koran Memo |
Foto Kediri - Dewan Kesenian Malang (DKM) aktif menggelar pameran kesenian, mulai dari pameran seni lukis hingga pameran fotografi. Menariknya pada pameran fotografi ditampilkan deretan foto yang mengeksplorasi Kediri.
Dipenuhinya foto tentang pernak-pernik Kediri di ruang pamer DKM sendiri serasa berada di kawasan Kediri. Betapa tidak, di ruangan itu dipajang foto-foto tempat ibadah, budaya dan ke tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibuat secara tradisional.
Leo Aji Mardani, koordinator pameran mengatakan, kegiatan pameran foto ini merupakan gawe mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Jufoc bertema "Bingkai di Balik Kediri". (Baca: Bila Berbagi Komunitas Berkumpul, Hasilnya Event Kolaboratif)
Alasan mengungkap banyak sisi Kediri karena sebenarnya baik di kawasan Kota ataupun Kabupaten Kediri banyak spot-spot yang menarik untuk disampaikan ke publik. Pasalnya, selama ini Kediri dikenal sebatas obyek-obyek tertentu seperti Gudang Garam, SLG yang seperti tugu Paris dan Gunung Kelud.
Menurut Ais Iqbal, Ketua Umum Jufoc, selain lebih dekat dengan Malang, potensi di Kediri juga banyak. Mulai keagamaannya, kebudayaannya dan beberapa kerajinan yang dibuat secara tradisional masih banyak di Kediri Raya
Karena itu dicarilah informasi mengenai spot-spot foto mengenai Kediri agar tak hanya dikenal yang itu-itu saja. Mereka mengadakan hunting di wilayah Kota dan Kabupaten Kediri yang meliputi tempat ibadah, budaya dan ke tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibuat secara tradisional. Karena itu ada objek foto lainnya. Seperti perajin wayang kulit yang sudah nyaris punah.
Untuk keagamaan mereka hunting foto di Gereja Puhsarang. Kemudian sektor ekonominya yakni tahu, getuk pisang, pembuatan marning serta tenun ikat yang menjadi salah satu ikon di Kediri. Selain itu, wayang kulit juga ada bila bicara tentang menjaga tradisi Kediri. Total ada 60 foto dari 28 pengkarya dari Jufoc dalam 6 photo story.
"Kami hunting foto pada 9-11 Maret 2018 lalu ke Kediri," jelas Leo.
Pembuatan marning membuat para fotografer mahasiswa tersebut menarik karena dari sisi geografisnya di UMKM Kediri dapat berkembang di satu desa yakni Desa Gabru, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. “Kami mengerti di desa tersebut ada sentra pembuatan marning. Mulai proses pembuatan awal hingga akhir,” ungkap Ais Iqbal.
Untuk mengeksplor Kediri pun pada akhirnya melibatkan banyak pegiat agar hasilnya maksimal. Tak tanggung-tanggung. yang ikut hunting saat itu ada 48 pengkarya. Namun pilihan kurator atas hasil foto tinggal 28 pengkarya.
"Saat pemilihan fotonya tidak tahu siapa-siapa saja yang bikin. Namun kemudian didapat 28 pengkarya," papar dia. Ia berharap, lewat tema Kediri bisa membuat daerah itu makin terekspos.
"Pada 1 April 2018 nanti kami juga akan pameran di Kediri di Jl Dhoho," kata Leo sebagaimana diwartakan Surya. (Baca: Melihat Wajah Kota Kediri Tempo Dulu di Museum Foto)
Leo sendiri bersama teman-temannya membuat cerita foto tentang Suprapto, perajin wayang. Kadang-kadang ia dibantu anaknya. "Pak Prapto kalau mengukir wayang dengan bantuan sinar matahari. Jadi gak pakai lampu," cerita Leo.
Selama satu hari, proses pengambilan foto di rumahnya dilakukan. Judul fotonya "Menjaga Warisan Leluhur Sebagai Indentitas".
Sedang Zafira, pengkarya lain membuat cerita foto tentang gethuk kediri. Ia mengambil gambar di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Di foto itu ada gambar tumpukan labu, kulit pisang raja, kemudian proses pembuatannya dengan mengukus pisang dan labu.
"Lalu diblender dan dicetak. Ada yang pakai centhong, ada yang pakai mesin," tutur Zafira.
Setelah terbungkus daun pisang, maka kemudian dikukus. "Kesulitan pengambilan fotonya pada tempat yang kecil karena industri rumahan," tutur gadis berkacamata ini.
Proses pembuatan tahu Kediri juga disajikan di foto. "Tempat pembuatan tahu ini satu lokasi dengan produksi gethuk pisang. Pengunjung yang datang diberi potongan kertas membuat memilih foto favorit dengan memasukkan kertas itu di kotak yang disediakan."
(Baca: Meniti Bersatunya Kediri dalam Kolosal Tradisi Kahuripan)