Santri Ponpes Al Falah Kediri pawai budaya nusantara. - Foto: Merdeka.com Foto Kediri - Islam Nusantara bukan Islam yang rigid ...
![]() |
Santri Ponpes Al Falah Kediri pawai budaya nusantara. - Foto: Merdeka.com |
Foto Kediri - Islam Nusantara bukan Islam yang rigid dalam memahami ajaran agama, melainkan bisa mengkontekskan apa yang tertulis pada teks ke dalam kehidupan baik secara individu atau secara sosial dan berbangsa.
Atas spirit itu, Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri menerapkan model pesantren Islam Nusantara dengan memperkenalkan kebudayaan Indonesia dalam pawai Budaya Nusantara.
Pawai Budaya Nusantara yang diikuti ribuan santrinya para santri memakai pakaian adat dan menampilkan seni kebudayaan dari daerah asal mereka di hadapan para masayikh dan masyarakat sekitar pesantren. (Baca: Isu Teror Kiyai Ploso Karangan Tamu Pondok)
Pawai Budaya Nusantara ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama. Setelah itu, tiap-tiap kontingen santri menampilkan kreasi kesenian dari daerah asalnya masing-masing.
Mengingat, santri Ponpes Al-Falah berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Mereka memperlihatkan pakaian adat dan keseniannya kepada para pengasuh. Di mana hadir secara langsung KH Zaenudin Djazuli, KH Nurul Huda Djazuli, dan KH Fuad Mun’im , serta para Gus dan pengajar.
Seperti adat kebudayaan masyarakat Betawi, Jakarta. Santri pertunjukan pakaian khas mereka dan kesenian silat. Kemudian disusul Tari Piring dari Minangkabau, Sumatera Barat. Musik Patrol dari Madura yang ditampilkan santri asal Madura dengan kombinasi tampilan replika dua patung sapi, kesenian khas Madura.
Ada pula jaranan khas Kediri dan Tari Remo Girah oleh kontingen dari Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia atau Lesbumi Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, juga berbagai kesenian lainnya sesuai daerah asal para santri. (Baca: Agus Sunyoto Buka Pameran Pusaka Nusantara di NU Kediri)
KH Nurul Huda Djazuli, selaku pengasuh Ponpes Al-Falah menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Nusantara kepada santri. Sebab, selain dituntut untuk pandai mengaji, santri juga harus memiliki kreativitas dalam berbagai bidang, termasuk kesenian.
Ditambahkan oleh Gus Dah, sapaan akrab kakak kandung Zainudin Djazuli, Ponpes Al Falah merupakan pondok salafiyah yang tua, tidak merasa tabu dengan kesenian. Namun, justru mendukung pelestarian budaya sebagai upaya untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri dari berbagai suku dan memiliki ada kebudayaan yang berbeda-beda.
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk kepolisian. Menurut Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi, Parade Seni ini adalah bentuk kepedulian santri dari berbagai daerah di indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan melalui pelestarian budaya. Selain mengapresiasi, pihaknya juga terbantu dalam rangka menciptakan situasi kamtibmas dan menitipkan pesan anti berita hoax.
Pawai Budaya Nusantara yang diikuti oleh ribuan santri ini rutin setiap tahun, pada akhir tahun ajaran di pondok. Ini merupakan kegiatan yang ketiga kalinya dengan jumlah peserta jauh lebih banyak yaitu, kurang lebih 3.000 santri. (Baca: Menpora Hadiri Mujahadah Kubro Minta Didoakan Romo Kiyai Latif)